Suara Perempuan Aurat?

INSPIRASI SHALIHAH - Ada yang bertanya, apakah suara perempuan itu termasuk aurat? Sudah dapat saya pastikan, akan banyak yang mengiyakan, bahwa suara perempuan adalah aurat. Tidak hanya orang awam, tetapi banyak juga para ustadz yang mengiyakan. Alasannya, suara perempuan itu mengandung fitnah, bisa mengundang syahwat, yang bisa menggoda laki-laki.
 
Saya hanya mengelus dada jika sampai hari ini masih banyak orang yang berpandangan seperti demikian. Kalau saja kita mau berpi...kir jernih, merenung lebih dalam, dan kita mau jujur, sungguh kesimpulan pandangan seperti itu tidak akan mengemuka lagi. Kalau saja kita mau memahami bahwa perempuan dan laki-laki manusia ciptaan Allah yang mulia, kita tak akan tega bahwa perempuan itu sumber fitnah, suara perempuan itu aurat. Na'uzubillah.
Suara Perempuan Aurat?
 
Sebab sejak lama saya meyakini bahwa perempuan dan laki-laki saling membutuhkan. kita kan makhluk sosial. Tidak selamanya perempuan mulia atau hina, sebagaimana laki-laki tidak selamanya mulia atau hina. Karena yang ada dan menjadi fitrah manusia, adalah perempuan kadang mulia, dan kadang hina. Begitu pun sebaliknya dengan laki-laki. Nah, kalau saja cara pandang seperti ini bisa dipahami, saya yakin tak akan ada orang yang tega menyatakan bahwa perempuan itu fitnah dan suaranya aurat.
 
Pernah tidak kita merenungkan bagaimana jadinya para da'iah (penceramah perempuan) yang bicara dengan lugas, hal itu dianggap sebagai sebuah tindakan yang berdosa, hanya karena suara perempuan itu aurat. Mungkin ada yang mengelak, ah itu kan kebaikan. Tausiyah agama kan kebaikan. Boleh lah berpandangan begitu. Tetapi apa jadinya jika suara perempuan itu aurat, otomatis kita dilarang berinteraksi dan menutup mulut rapat-rapat jika perempuan akan bertemu karena ada keperluan yang penting. Sebegitu mengerikan-kah perempuan itu?
 
Tidakkah kita berpikir jika yang selama ini berpikir keliru adalah kita, para laki-laki? Pernahkah kita berpikir bahwa laki-laki pun bisa menjadi penyulut fitnah dan keresahan sosial? Kenapa yang kita salahkan selalu perempuan? Kenapa yang disudutkan melulu perempuan?
 
Bagi saya, asalkan niat kita tulus untuk kebaikan, apalagi lagi kita mengaku sebagai umat yang beragama, orang yang mengaku beriman, sebagai orang yang dianugerahi akal pikiran yang sehat, berinteraksi dengan siapapun adalah keharusan. Karena kita, perempuan dan laki-laki saling membutuhkan. Di sana kita bsia saling mengingatkan untuk kebaikan.
 
Apa jadinya kalau suara perempuan itu aurat dan fitnah, saat Siti Khadijah menjalankan bisnisnya. Sudah berapa banyak dosa dan keburukan yang diperbuat Siti Khadijah karena ia berani berbicara dengan lawan jenis yang bukan mahram. Tegakah kita berburuk sangka kepada Siti Khadijah, dan perempuan pada umumnya? Ah, sudahlah.

0 Response to "Suara Perempuan Aurat?"

Post a Comment