Kalau saya punya mental yang ciut, saat saya menulis tentang apa saja terutama tentang tema-tema kemuslimahan, sampai hari ini tak kan pernah terwujud satu pun untuk menerbitkan buku. Tetapi berkat keteguhan mental, percaya diri, do'a ibu dan beribadah, alhamdulillah, sejak akhir tahun 2012 sampai sekarang akhir 2014, telah terbit 5 (lima) buah buku yang telah saya tulis. 3 (tiga) buku yang lebih dulu terbit; "Akhlak Islam untuk Muslimah", "Cermin Hati", dan "Tuhan, Mohon Izinkan Aku Mencintai Perempuan." 2 (dua) buku lagi yang baru saja terbit bulan Desember 2014; "Mencintai Tuhan, Mencintai Kesetaraan: Inspirasi dari Islam dan Perempuan" dan "Pelangi Cinta: Merayu Allah, Mudahkan Jodoh."
Ini salah satu anugerah terbesar dari Allah. Saya menikmati ini dan ingin mensyukuri semampunya. Maka, sebagai bentuk rasa syukur itu, buku yang kelima "Pelangi Cinta", 100% royaltinya akan disedekahkan. Ini sebagai bentuk ikhtiar sedernaha, supaya apa yang tulis beranfaat dan membawa berkah tersendiri untuk saya dan para pembaca pada umumnya.
Salah satu tema yang sering saya bahas terkait dengan tema kemuslimahan adalah rumah tangga. Dari sekian banyak tulisan yang telah saya tulis itu, hampir seluruhnya diilhami dari kisah-kisah nyata. Ada kisah rumah tangga yang bahagia, selain juga ada yang berantakan. Di saat yang sama juga, saya sering mendapat tanggapan yang positif. Dugaan saya, apa yang saya tulis mungkin sesuai dengan apa yang dirasakan. Di antara tanggapan-tanggapan itu, alhamdulillah, belum pernah saya temukan ada tanggapan yang negatif. Hanya ada beberapa teman, yang kadang menanggapi bercanda. Mungkin karena beberapa teman itu tahu siapa saya dalam kesehariannya. Terlepas dari apapun tanggapannya, saya merasa senang karena teman-teman ternyata memperhatikan. Lebih senangnya lagi, berarti teman-teman membaca tulisan saya.
Menulis seputar tema rumah tangga tentu tidaklah mudah. Tetapi saya merasakan sendiri ketika saya di rumah, bagaimana Mamah dan Bapak saya menjalin rumah tangga. Termasuk juga kakak perempuan saya, saudara-saudara, tetangga, dan dari hasil membaca buku. Saya menulis tentang ini selalu berusaha menulis dengan sesederhana mungkin, agar mudah dipahami. Jadi saya mohon maaf ya, kalau ada di antara banyak tulisan saya itu yang menyengat, menyinggung, atau menyakiti pikiran dan hati teman-teman sekalian.
Sungguh, tidak ada yang rugi saat kita membaca. Mudah-mudahan termasuk ketika membaca catatan-catatan ringan saya di grup ini. Membaca dapat membuat kita cerdas, menambah wawasan, kreatif, dan awet muda. Benar, membaca itu mencerdaskan dan menyehatkan. Saya juga senang ketika mendapat kabar, ketika misalnya ada seorang teman yang tadinya alergi membaca, tetapi setelah membaca catatan-catatan ringan di grup ini, dia menjadi senang dan gandrung membaca. Teruslah mengajak kebaikan, terutama tentang kebaikan membaca, mudah-mudahan berlanjut untuk tergerak menulis.
Akan saya kutip lagi, pesan dari Ibu Nyai Hj. Fiq Rofiqoh Imanulhaq, sosok Ibu Nyai yang saya hormati, istri dari guru saya KH. Maman Imanulhaq, pimpinan pesantren Al-Mizan, Jatiwangi, Majalengka. Pesan dari Ibu ini senantiasa terngiang dan membekas di lubuh hati saya paling dalam. Saya senang sekali telah diperkenankan Allah mengenal beliau. Sosok Ibu Nyai yang lembut, santun, dan ramah. Ibu Nyai yang sudah saya anggap sebagai sahabat dan keluarga dekat.
Ini bunyi pesan dari Ibu yang juga pernah ditulis langsung di grup ini:
"Assalamualaikum ... Apa yang Kang Mamang tulis pada dasarnya adalah cerminan harapan dan kegelisahan dari banyak kaum perempuan, terus menulis kang, suarakan keinginan-keinginan perempuan, karena perempuan ingin dimengerti, semoga Allah memberkahi segala upaya yang sudah dilakukan ... Jazakallah ...
Subhanallah. Mata saya berkaca-kaca, saat pertama kali membaca pesan indah ini. Pesan ini semacam mutiara, pesan yang paling berharga, di antara pesan-pesan lain yang saya dapatkan. Saya merasa tersanjung. Bukan karena kesombongan atau ingin dipuji, atau apa lah, na'uzubillah. Saya merasakan pesan itu mengandung pesan spiritual yang dalam dari seorang Ibu Nyai kepada saya, santrinya. Semoga Allah senantiasa memberkahi Ibu sekeluarga. Semoga Ibu senantiasa sehat.
Tentu saja saya kebahagiaan saya bertambah, dapat berbagi, menulis, bertemu dengan teman-teman betapapun sekedar di dunia maya. Mudah-mudahan suatu saat nanti Allah mempertemukan di dunia nyata. Untuk memperluas silaturahim. Dari 5 (lima) buku yang sudah saya tulis pun, subhanallah, ada banyak pesan-pesan yang masuk ke HP, BBM, facebook, email, twitter, dan lainnya. Alhamdulillah, ternyata buku-buku yang saya tulis bisa sampai ke tangan para pembaca di seluruh Indonesia.
Saya harap teman-teman bisa untuk terus istiqomah membaca; membaca apa saja yang baik. Membaca catatan-catatan di grup ini, membaca di blog, website, membaca koran, majalah, dan buku. Belilah buku setiap bulannya, sisihkan uang gajian atau uang sakunya untuk membeli buku. Bukulah yang nantinya akan menjadi warisan yang paling berharga. Saya sendiri, wajib membeli buku-buku orang lain setiap bulannya. Karena bagi saya, membaca itu kebutuhan. Akhirnya, saya tunggu pesan-pesan, kesan-kesan, masukan-masukan yang lainnya ya!

0 Response to "Renungan Sederhana"
Post a Comment