INSPIRASI SHALIHAH - Cerita ini saya dapatkan dari dinding facebook seorang teman. "Fotonya, tak secantik aslinya. Sahabatku, tadi siang bercerita tentang karibnya yang menjemput jodoh dengan cara yang tak lazim. Karibnya ini sebenarnya pernah hampir menikah dengan seseorang tapi putus di tengah jalan. Suatu saat ia menemukan dompet yang berisi foto perempuan dan HP. Tak lama, suara perempuan yang mengaku pemiliknya menanyakan ke mana ia dapat mengambil barangnya. Iseng, dipandangi foto itu, tapi batinnya, "Ahh, biasa saja." Kemudian, perempuan itu datang ke tempat di mana sang lelaki bekerja, dan ia tertegun membatin, "Amboi, cantiknya. Fotonya biasa, kalah dengan aslinya." Komunikasi berlangsung, dan tak lama berselang ia melamar dan mereka menikah."
Coba kita renungkan. Saya dan kita semua pasti punya banyak teman, laki-laki maupun perempuan. Ada laki-laki dan perempuan yang tampak di fotonya ganteng dan cantik tetapi pas bertemu biasa saja, alias tidak se-'wah' saat ia di foto. Begitu juga sebaliknya, ada laki-laki dan perempuan yang ketika di foto tampak biasa, tetapi saat bertemu malah luar biasa.
Kalau saya baca, inilah salah satu teguran untuk kita, jika menilai seseorang tidak bisa hanya dengan selembar foto. Betapa sering saya melihat di jejaring sosial ini, komentar banyak laki-laki yang mengatakan cantik pada foto teman-teman perempuan yang tampak cantik. Memang wajar, selama ekspresi kekaguman itu tidak dalam rangka merendahkan perempuan. Laki-laki siapa yang tidak suka dengan perempuan cantik, sebagaimana perempuan suka pada laki-laki ganteng.
Tetapi yang perlu dicatat adalah, semestinya kita tidak sempit dalam menilai seseorang hanya dari kualitas cantik atau ganteng fisiknya saja. Apalagi jika dikaitkan dengan ikhtiar menjemput jodoh. Kriteria cantik/ganteng secara fisik saja dapat mengakibatkan kerugian di depan. Sebab, kecantikan/kegantengan tidaklah abadi, seiring usia berlanjut wajah cantik dan ganteng akan menyusut, karena kulit makin keriput.
Lagi pula jodoh itu misteri, seperti kejadian pada cerita di awal. Terkadang seseorang itu menjadi jodoh dambaan yang begitu kita inginkan, tetapi nyatanya ia malah berjodoh dengan orang lain. Di tempat lain, malah ada seseorang yang begitu membenci tetapi ia justru akhirnya berjodoh. Sering kali, keinginan kita jauh dari kehendak Allah.
Selain melalui wasilah menemukan foto, bertemu jodoh sering kali dalam kondisi yang sebelumnya tak terduga. Wasilahnya bermacam-macam, bisa dipertemukan oleh saudara, teman, dan lainnya. Bertemu di berbagai tempat, di tempat kerja, di masjid, di majelis taklim, dan lainnya.
Meskipun begitu, kita tidak boleh putus harapan. Harapan itu harus ada tetapi mesti diselaraskan dengan do'a dan usaha. Tanpa do'a dan usaha, harapan menjadi sia-sia. Akibatnya kitalah yang sakit dan tersiksa. Yang jelas, ikhtiar menjemput jodoh itu tak boleh bodoh. Saat kita mengharapkan jodoh yang baik, tempuhlah ikhtiar yang penuh dengan kebaikan. Bukan dengan pacaran yang tidak jelas dan tidak karuan. Wassalam.

0 Response to "Jodoh Karena Foto"
Post a Comment