Antara Perempuan dan Laki-laki

Saya tidak habis pikir kalau sampai hari ini masih ada orang-orang yang merasa paling unggul, hanya karena dia berjenis kelamin laki-laki. Padahal Islam, melalui Al-Qur'an dan hadits tidak pernah mempunyai ajaran seperti itu. Karena justru menurut Islam, perempuan dan laki-laki mempunyai kedudukan yang mulia dan sederajat. Sebagaimana laki-laki, perempuan dianugerahi Allah akal dan pikiran, serta segala potensi yang luar biasa lainnya.
 
Yuk kita tengok bunyi dan makna ayat dalam QS. An-Nisa' [3]: 1: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (nafsiw wahidah), dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
Antara Perempuan dan Laki-laki
 
Subhanallah, ini bukti bahwa Allah tidak pernah membeda-bedakan jenis kelamin manusia; perempuan maupun laki-laki. Ada penggalan kalimat 'Alladzi Kholaqokum Min Nafsin Wahidah', secara sederhana diartikan 'yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (jiwa yang satu). Nah, perempuan dan laki-laki diciptakan Allah dari jenis yang sama. Perempuan dan laki-laki, sejak diciptakannya, sama-sama mulia.
 
Satu hal lagi tentang istilah 'tulang rusuk'. Istilah ini dijadikan dalil untuk merendahkan perempuan. Bahwa perempuan tercipta dari tulang rusuk, karena itulah dia lemah, cengeng, rapuh, akalnya lemah, jiwanya bengkok, dlsj, maka di sinilah tugas laki-laki untuk meluruskan perempuan. Astaghfirullah. Bukan, bukan begitu pemaknaannya.
 
Istilah 'tulang rusuk' itu hanyalah makna kiasan, bukan makna sebenarnya. Maksudnya itu perempuan itu amat dekat dengan laki-laki. Keduanya, perempuan dan laki-laki saling membutuhkan. Dari keduanya melekat kekurangan dan kelebihan. Sadar bahwa tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang lahir sempurna tanpa cacat. Beneran, tidak ada. Karena itulah, ada perempuan, ada laki-laki, keduanya harus bersama saling mengisi dan menasihati.
 
Sebagaimana laki-laki, peremuan punya kesempatan yang sama untuk mengaktualisasikan dirinya. Realitas zaman jahiliyah yang menyatakan bahwa bayi perempuan dibunuh, perempuan tidak boleh berpendidikan, perempuan tidak boleh keluar rumah, perempuan tidak boleh bekerja, dll, sudah seharusnya diakhiri. Realitas itu bukan ajaran Islam.
 
Makanya, perempuan yang masih gadis atau sudah menikah punya hak yang sama untuk terus hidup, termasuk mengenyam pendidikan. Apalagi kita sedang hidup di Indonesia. Negeri yang kaya luar biasa. Kita butuh perempuan dan laki-laki yang cerdas, berakhlakul karimah, dan rajin ibadah untuk mengelola alam dan seisinya, bertanggungjawab mengemban amanat Allah.
 
Terakhir, kalau masih saja ada banyak orang, terutama laki-laki yang masih saja menganggap bahwa perempuan itu 'teman belakang laki-laki', perempuan itu akalnya lemah, perempuan itu dekat dengan syetan, perempuan itu suaranya saja maksiat, perempuan itu cerewet, perempuan itu tidak boleh keluar rumah, dll, laki-laki atau suami semacam itu harus belajar lagi. Harus kembali membaca sejarah Islam. Karena justru di dalam sejarah Islam ada banyak perempuan yang punya kualitas yang luar biasa, baik sebagai ibu rumah tangga atau sebagai perempuan yang bekerja di luar rumah.

0 Response to "Antara Perempuan dan Laki-laki"

Post a Comment