Sepenuhnya saya sadar saya juga laki-laki, Muslim. Tetapi saya harus menasihati dan mengingatkan diri saya sendiri atau kalau berkenan untuk kaum laki-laki sekalian di mana pun berada, agar jangan mentang-mentang jadi lak-laki, kemudian berbuat seenaknya saja dalam kehidupan, terutama terhadap keberadaan perempuan. Kalian kira, laki-laki bisa mulia hanya karena jenis kelaminnya laki-laki? O, kalian salah besar. Sama sekali, kualitas diri dan takwa seseorang tidak bisa ditentukan oleh jenis kelamin.
Teman-teman saya yang baik, maka berhati-hatilah dengan para laki-laki, termasuk saya. Para laki-laki tetap punya potensi baik dan buruk, sebagaimana manusia pada umumnya. Tetapi budaya masyarakat kita, budaya patriarkhi, budaya yang selalu mengunggulkan laki-laki itu sampai hari ini memang selalu 'mendewakan' laki-laki. Seolah-olah laki-laki ada untuk selamanya mengatur perempuan, berbuat sekehendaknya, berlaku sewenang-wenang.
Hati-hati dengan laki-laki; baik yang belum atau sudah punya istri. Nggak pandang dia bujang, dia seorang Ayah, atau duda, pokoknya hati-hati. Bagi yang masih remaja dan pemuda, tetep kudu hati-hati dengan laki-laki. Mereka akan merayu, membujuk, dan melakukan segala cara yang lain untuk menarik simpati dan cintamu. Supaya teman-teman perempuan mau diajak pacaran. Setelah berhasil mencuri hatimu, untuk kemudian pacaran, pasti nanti bubaran, karena dia sepenuhnya main-main. Tolooong, teman-teman jangan mau diajak pacaran ya!
Buka cuma bagi perempuan muda, para perempuan yang sudah jadi istri juga pasti akan menghadapi tantangan dari laki-laki yang menjadi suaminya. Saya bercerita begini bukan berarti semua laki-laki jahat lho ya. Hehe. Tapi memang, jumlahnya banyak, para suami yang punya karakter dan kebiasaan nyebelin. Gimana nggak nyebelin coba, dulu saat masih pacaran, hmm romantisnya minta ampun, pas sudah nikah dan rumah tangga mah boro-boro romantis. Hehe. Yang ada nyebelin mulu kerjaannya.
Para suami nyebelin itu ujian terberat para istri. Bukan cuma itu, para suami juga punya potensi besar untuk berselingkuh dan poligami. Misal begini, kalau ada suami yang ketahuan belangnya karena selingkuh, pasti nggak akan mau kalah, ujung-ujungnya maksa minta poligami. Ya kalau suaminya cerdas sih, mana ada yang mau seorang istri dipoligami. Mikir dong! Hehe. Suami model begini pasti pintar ngeles, supaya usaha poligaminya berhasil, sampai bawa-bawa Nabi. Ampun deh, padahal praktik poligami tidak begitu. Poligami yang banyak dipraktikkan para suami zaman sekarang benar-benar salah kaprah.
Nggak peduli laki-laki itu muda atau tua, orang biasa atau ulama, potensi nyebelin itu pasti melekat pada siapa saja. Yang salah tentu bukan para perempuan dan istri, yang salah ya pikiran dan perilaku para laki-laki dan suami yang pada nyebelin itu. Pokoknya begini, mohon jangan jadi perempuan Muslimah gampangan. Berat sih, memang berat. Tapi ini demi kehormatanmu para perempuan Muslimah. Jangan terjebak cinta buta, cinta yang semu, cinta membutakan mata hati. Beneran, laki-laki yang cinta beneran sama perempuan, nggak akan rela menghinakan dan merendahkanmu.
Saya bicara ini dalam rangka saling mengingatkan dan menasihati. Kalau-kalau saya atau teman-teman hendak melakukan perbuatan yang nyebelin, rem-nya pakem. Saya harap teman-teman laki-laki di mana pun berada nggak tersinggung atau marah dengan tulisan ringan ini. Jangan menyalahkan idealnya wacana, jangan menyalahkan bagusnya teori, karena yang salah pikiran dan perilaku kalian para laki-laki. Jernikah pikiran hati. Supaya kita menjadi laki-laki yang tidak mudah menyakiti.
Setiap kali saya menulis catatan ringan seperti ini, saya selalu berniat semoga ini menjadi salah satu ikhtiar kebaikan. Setiap huruf, kata, dan kalimat yang ditulis menjadi do'a-do'a yang menggerakkan, do'a-do'a yang dapat menguatkan akhlakul karimah kita sekalian, terutama para laki-laki. Aamiin.

0 Response to "Hati-hati dengan Laki-laki"
Post a Comment