Istri Lebih Pandai dari Suami

Apa ada seorang istri yang lebih pandai dari suaminya? Buanyak! Begini, soal pandai atau tidak, itu amat bergantung kualitas belajarnya saat menjalani masa muda. Tak peduli, apakah dia perempuan maupun laki-laki, asalkan dia belajar dengan rajin, kemungkinan besar dia pandai. Jadi kepandaian seseorang tidak ditentukan oleh jenis kelamin. Lalu kenapa, seolah-olah 'aneh', jika ada seorang istri lebih pandai dari suaminya?
 
Pandai sendiri bisa bermakna luas. Pandai karena memang cerdas, kreatif, atau produktif. Yang harus saya tekan di sini adalah bahwa di tengah budaya patriarkhi, pastilah yang selalu dianggap pandai itu suami. Tidak peduli pengalaman, pendidikan, kualitas, dlsj, selamanya suami akan dianggap pandai, membawahi istri. Makanya istri selamanya harus tunduk apa kata suami tanpa kecuali. Kalau keadaannya begini, secara tidak sadar telah terjadi praktik menuhankan suami. Na'uzubillah.
 
Bijak-bijaklah menyikapi kasus. Jika misalnya ada seorang istri yang nyatanya lebih pandai dari suaminya, apa itu salah? Ya tentu tidak! Justru suami harus bersyukur, telah dianugerahi seorang istri yang pandai. Lagi pula, kepandaian istri bukan untuk dirinya sendiri, bukan untuk berbangga diri, apalagi melawan suami. Kepadaian yang dimiliki istri untuk keharmonisan keluarga. Kepadaian yang diharapkan membawa keberkahan.
 
Jadi misalnya, satu contoh, Bu Emi lebih terbukti lebih pandai dari Pak Edi suaminya. Kemudian, Bu Emi terlihat sombong akan kepandaiannya. Sekilas tampak seperti memperbudak Pak Edi, suaminya. Kalau pun kasus ini terjadi, ya memang memang bisa terjadi, tetapi bukan hak kita untuk kemudian mencaci dan mem-bully Bu Emi. Kita, sebagai saudara, tetangga, atau temannya sudah sepantasnyalah saling mengingatkan. Bahwa sepandai-pandainya istri, sekaya-kayanya istri, seproduktif-produktifnya istri, dll, itu tiada arti jika hanya dijadikan ajang berbangga diri.
 
Jadi saya mohon, mari kita berpikir jernih, bahwa tidak semua istri yang pandai, yang kaya, yang produktif, dlsj, selamanya akan ngelunjak sama suami, akan melawan suami, akan bertindak sewenang-wenang pada suami. Makanya perlu dipahami, bahwa perempuan dan laki-laki itu kedudukannya setara dan sama-sama mulia. Begitu pun saat telah menjadi suami istri, suami dan istri tetap menjadi mitra sejajar. Bukan suami posisinya di atas, istri di bawah. Layaknya atasan dan bawahan. Tidak, tidak, dalam rumah tangga, antara suami-istri tidak mengenal istilah atasan dan bawahan, keduanya mitra sejajar.
Istri Lebih Pandai dari Suami
 
Saya sendiri meragukan, kalau ada yang sampai bilang, "Sesaat setelah menikah, surga yang tadinya di bawah telapak kaki Ibu, beralih pada telapak kaki suami." Beneran, saya kurang sependapat. Saya lebih suka bahwa suami dan istri bisa saling memberkahi. Keduanya bagaikan sahabat seperjuangan, saling punya kekurangan dan kelebihan. Keduanya saling membutuhkan. Kualitas rumah tangga tidak bisa ditentukan oleh jenis kelamin. Tetapi oleh sejauh mana kerja sama antara suami dan istri.
 
Sekali lagi bersyukurlah kalian para suami punya istri yang pandai, yang kaya, yang kreatif, dan produktf. Jangan malah merasa tersaingi. Jangan malah menyerang istri dengan dalih melawan suami. Tidak boleh, tidak boleh begitu. Kepandaian, kekayaan, kreativitas, dan produktivitas istri yang melekat selama ini, semata-mata anugerah dari Allah yang tak terkira.
 
Yang harus dilakukan adalah jaga kemesraan, waspada pada kebosanan, jalin komunikasi yang baik, bangun terus kepercayaan, selingi dengan canda-candaan yang menyegarkan, dlsb, insya Allah itulah cerminan suami dan istri yang diberkahi Allah. Insya Allah

0 Response to "Istri Lebih Pandai dari Suami"

Post a Comment