Muslim Penghafal Al-Qur'an Sejati

Ini cerita lanjutan saya saat Minggu kemarin berkesempatan bersilaturahim ke kampus PTIQ Jakarta, dalam keperluan sharing tentang pengalaman tulis-menulis. Beneran, saya senang sekali, karena pada hari itu saya bisa berkumpul dengan para mahasiswa penghafal Qur'an. Maksud dari Muslim penghafal Qur'an, adalah para mahasiswa (laki-laki) yang masih punya kesungguhan untuk menghafal Qur'an.
 
Suasana kampus yang sederhana, riuh dengan suara lantunan ayat suci Qur'an. Saat saya di sana, aktivitas kuliah berjalan sebagaimana biasa. Meskipun tidak terlalu ramai, di beberapa kelas tampak sedang berlangsung proses tahsin dan tahfidz Qur'an. Sungguh, suasana yang bikin adem.
 
Kita bisa bayangkan ya, kok masih ada para mahasiswa yang kepikiran buat menghafal Qur'an. Gila kan, lebih dari 6.000 ayat harus dihafalkan. Hehe. Tapi inilah Muslim, mahasiswa, laki-laki pilihan. Ketika zaman sekarang masih identik dengan para mahasiswa dan pemuda yang urak-urakan, bergaul yang tak karuan, tetapi ada para mahasiswa dan pemuda yang masih mau sempat buka, baca, dan ngafal Qur'an. Haduuuh, hari gini pemuda mau buka sama baca Qur'an saja sudah untung. Hehe,
 
Cuma memang begini, ujian Muslim (mahasiswa laki-laki) menghafal Qur'an akan lebih berat. Begitulah, menjadi penghafal Qur'an bukan otomatis terhindar dari berbagai macam ujian. Malah berat, beraaat jadi Muslim penghafal Qur'an. Tapi istimewa, tetap istimewa kehadiran para mahasiswa yang sampai hari ini begitu istiqomah menghafal Qur'an.
 
Ujian pertama, dihadapkan dengan budaya mahasiswa dan pemuda pada umumnya. Pergaulan bebas, pacaran. Hmm, siapa yang nggak mau jadi pacar seorang yang hafal Qur'an. Sudah mah ganteng, kaya, pinter, hafal Qur'an pula. Subhanallah kan ya. Ujian kedua, ya hafalannya lambat laun hilang. Karena ngurusin cinta-cintaan mulu. Semua hafalannya bubar nggak karuan, kan sayang.
 
Tetapi Muslim penghafal Qur'an sejati, adalah justru mereka yang konsisten dengan tuntunan Qur'an itu sendiri. Ngeri banget, masa penghafal Qur'an ikut-ikutan pacaran. Makanya, Muslim penghafal Qur'an itu, dia yang tahu bahwa menghafal Qur'an itu amanah besar, yang harus terus dijaga dan diistiqomahkan. Dia tahu godaannya memang berat, banyak gadis (mahasiswi) yang suka dengannya, tetapi dia tahu bahwa melakukan pacaran, sama dengan membunuh masa depan sang gadis dan masa depannya sendiri.
 
Ketika diajak pacaran, Muslim penghafal Qur'an pasti akan menolak, menolak dengan baik. Karena tidak akan pernah ada laki-laki yang ngakunya sayang dan cinta sama perempuan, tetapi kelakukannya mau pacaran, ngebohongin anak orang, bawa kabur anak orang. Ngerayu, nraktir, ngajak jalan, ngajak nonton, ngasih pulsa, dll, tujuannya cuma satu mau ngibulin anak orang. Kelamaan-kelamaan juga bosan, marah-marahan, terus bubaran. Nyesel!
 
Laki-laki sejati, Muslim sejati, pemuda sejati, dialah yang ingin selalu memuliakan perempuan, sebagaimana dia memuliakan Ibu kandungnya. Saat dia menyakiti perempuan, berarti sama dengan menyakiti Ibunya. Biasanya ada yang nyangkal nih, ah teori mah gampang, semua orang juga bisa. Ngadepin orang kaya gitu gampang, tunjuk saja dia pakai jari telunjuk sambil bilang; "Kaulah salah satu pelakunya."

1 Response to "Muslim Penghafal Al-Qur'an Sejati "