Salah satu pertanyaan yang
diajukan salah satu peserta seminar kemarin kepada saya adalah soal
lamaran dan pernikahan. Ia seorang Muslimah muda, mahasiswi yang sedang
dilanda kebingungan. Mau nikah atau kuliah, tetapi kemudian ia memilih
kuliah. Bagi saya, apa pun pilihannya akan dihargai asalkan tidak ada
paksaan, bukan menikah dini, atau alasan aneh lainnya.
Mengenai
menolak lamaran, saya menyarankan agar segalanya dipertimbangkan.
Menolak lamaran itu hak, sebagaimana hak untuk menerimanya. Tetapi yang
paling penting adalah komunikasi dengan kedua orang tua. Jangan sampai
lamaran yang sedang berlangsung di depan mata, malah ditolak. Hati siapa
yang tidak sakit hati. Kecewa. Kalau tidak suka dan tidak cinta jangan
beri dia harapan palsu.
Karena proses lamaran atau meminang itu
sudah dekat dengan pintu pernikahan. Asalkan si laki-laki serius dan
sudah siap segalanya, jangan ragu, terima saja dia. Dia, laki-laki yang
menjemput jodoh dengan menjemput ridha orang tua dan ridha Allah. Dialah
insya Allah jodoh terbaik. Sekali lagi perlu dicatat, bahwa nikah bukan
asal cepat tetapi tepat. Nikahlah tepat pada waktunya.
Saya akan
kasih tahu beberapa pertimbangan lain yang bisa diajukan kepada calon
suami para Muslimah muda; pertama, komitmen untuk istiqomah beribadah.
Kedua, komitmen untuk tidak melarangmu untuk bekerja/berkarir. Dan
ketiga, komitmen untuk tidak akan melakukan poligami. Jika laki-laki ada
yang mantap menyanggupi tiga komitmen ini, saya yakin dia laki-laki
yang serius padamu. Tapi kalau belum apa-apa dia sudah bilang 'tetapi',
banyak alasan, dan ngeles, saya pastikan dia memang tidak serius alias
main-main.
Jangan silau dengan ketampanan, kekayaan, dan
keturunan siapapun laki-lakinya. Karena kata Nabi Saw yang harus
diutamakan itu agamanya. Agama itu maksudnya akhlakul karimah. Akhlakul
karimah kalau kita maknai itu sekurang-kurangnya adalah tiga komitmen
tadi (komitmen beribadah, tidak melarang bekerja/berkarir, dan tidak
poligami).
Ini pelajaran penting untuk teman-teman yang sedang
menanti jodohnya. Saya tidak bisa membayangkan, ternyata, ada banyak
teman-teman saya yang sudah saya kenal atau belum, sedang gelisah
menanti jodoh kiriman Allah. Ia sepenuhnya sadar usianya semakin
bertambah, orang tua, saudara, teman, tetangga sudah sering kali
menanyakan kapan nikah, kapan nikah? Betapa saya membayangkan kepala
teman-teman mau pecah.
Ayo bismillah, lawan rasa takut yang
berlebihan itu, ibadah wajib dan sunah dikencengin, bicaralah dari hati
ke hati dengan orang tua. Asalkan tidak dengan pacaran, asalkan si
laki-laki siap memenuhi tiga komitmen, asalkan orang tua ridha, insya
Allah dengan modal agama, akhlakul karimah, dan tiga komitmen tadi,
semua hal yang bersifat duniawi akan mudah diraih. Terakhir, untuk
melengkapi keyakinanmu untuk menikah, saya menyarankan untuk membaca
buku terbaru saya, mumpung stocknya masih ada; "Pelangi Cinta: Merayu
Allah, Mudahkan Jodoh." Baru seminggu sejak terbit, sudah banyak
komentar, kesan, dan kemudahan yang masuk ke HP dan inbox facebook,
bahwa buku itu telah banyak memberikan pencerahan dan kemudahan.

0 Response to "Menolak Lamaran, Menolak Pacaran"
Post a Comment