Cinta Buta

INSPIRASI SHALIHAH - Dari satu sisi, mungkin ada benarnya, jika cinta bisa membuat orang menjadi buta. Ia akan tidak peduli dengan siapa dan apa pun asalkan rasa cintanya terpenuhi. Jarak jauh terasa dekat, susah terasa jadi mudah, hari-hari yang keruh jadi bergemuruh, segala serasa jadi indah. Ia rela melakukan apa saja asalkan apa yang diharapkan bisa didapat.
 
Hal ini dirasakan bukan cuma oleh kaum muda, tetapi oleh orang yang sudah bersuami-istri sekali pun. Makanya ada istilah nikah siri, kawin lari, nikah tak direstui, dan istilah lain yang sejenisnya. Sebuah pernikahan yang memang hanya bermodalkan nekat. Selain juga modal nafsu syetan.
 
Untuk kasus kaum muda, lagi-lagi ini berkaitan dengan menjamurnya budaya pacaran. Kebanyakan dari mereka cuma ikut-ikutan. Katanya, kalau nggak pacaran nggak gaul, ketinggalan zaman. Merasa bangga kalau punya pacar, apa-apa dilakukan berdua, jalan berdua, gandengan tangan, dan lainnya. Padahal di saat yang sama, prestasi di sekolah nol besar, uang jajan juga masih minta sama orang tua. Amit-amit!
 
Para remaja dan pemuda, yang menghabiskan masa mudanya dengan hura-hura, nongkrong-nongkrong, jalan-jalan, dan segala jenis pergaulan bebas lainnya. Biasanya para laki-laki yang sering membujuk rayu duluan. Laki-laki yang kerjanya cuma bisa bohongin anak orang. Bawa lari anak orang. Habis itu, mulai berani melawan orang tua. Katanya, demi mempertahankan cinta. Hamil di luar nikah, punya anak sebelum waktunya, mengasuh anak keteteran, akhirnya cerai di usia muda.
 
Untuk kasus orang yang sudah bersuami-istri, ini lebih berat. Salah satunya karena merasakan kejenuhan. Kalian bisa membayangkan, bagaimana tidak jenuh, suami-istri bertemu tiap hari di rumah, semua perbuatan baik-buruk bisa dilihat dengan nyata. Terutama perbuatan buruk masing-masing pasangan. Karena dulu semasa pacaran, pasti jaim, menyembunyikan semua kebiasaan buruk. Nah, pas nikah dan rumah tangga kebiasaan buruknya kebongkar semua.
 
Kita kembali merenung sejenak. Aktivitas pacaran yang sifatnya 'mainan' saja bisa merasakan kejenuhan, apalagi rumah tangga, godaannya pastilah berat. Kejenuhan ini berpotensi pada suami dan istri. Makanya, ketika suami-istri sering kelihatan ribut dan konflik, itu bisa dipastikan bermula dari kejenuhan. Susah memang. Orang mungkin saja mengatakan, bahwa nikah bukan cuma karena dunia semata, tetapi juga akhirat. Jadi jalinan rumah tangga tidak bisa diukur dengan kecantikan/ketampanan, fisik, harta, dan lainnya.
 
Cinta itu buta, kaum muda menjadi tidak peduli dengan segala risiko negatifnya. Studi jadi abai, orang tua tidak ditaati, jauh dengan teman-teman, kerjaan ditinggalkan, dll, asalkan bisa selalu dekat dengan pacar. Seperti kata pepatah, dunia menjadi milik berdua, yang lain ngontrak. Hehe. Orang dewasa yang sudah bersuami-istri pun begitu, tak peduli istri pertama, anak-anak terlantar padahal makin butuh perhatian.
 
Na'uzubillah, semoga kita terhindar dari cinta buta, cinta yang semu seperti itu. Cinta yang sebenarnya adalah cinta yang bisa membuat kita semakin dekat dengan Allah, semakin dekat dengan orang tua, semakin dekat dengan sahabat, semakin dekat dengan karir, semakin dekat dengan hal-hal yang sebelumnya kita cintai lebih dulu. Bukankah begitu?

0 Response to "Cinta Buta"

Post a Comment