Ikhtiar Mencetak Suami Ramah Istri

INSPIRASI SHALIHAH - Memang berat mengurus segala pekerjaan rumah tangga. Apalagi tidak mempekerjakan pembantu. Dini hari harus sudah bangun dari tidur, shalat malam, memasak, mencuci, menyetrika, mengepel, menyapu, membangunkan semua anggota keluarga, memandikan si kecil, belum lagi menghadapi buah hati yang rewel, dan lain-lain. Jadi kalau ada yang bilang mengurus rumah tangga itu pekerjaan mulia, adalah memang iya.
 
Namun demikian, kekuatan dan kebertahanan manusia, dalam hal ini istri ada batasnya, ada lelahnya. Sekuat-kuatnya istri, sebertahan-bertahannya istri pastilah akan menemukan titik jenuh, akan menemukan titik lelah. Ia akan butuh penyegaran, butuh refreshing, butuh suasana tenang, dan suasana menenangkan lainnya.
Ikhtiar Mencetak Suami Ramah Istri
 
Dari hal itu sebetulnya sang istri bisa merenung dan berpikir bahwa mengerjakan pekerjaan rumah tangga hanya seorang diri bukanlah sebuah ketentuan yang bijak. Karena urusan rumah tangga menjadi tanggungjawab suami. Istri harus pandai mencari cara, berikhtiar untuk bisa mencetak para suami yang ramah istri. Para suami yang mengerti dan memahami kondisi istri. Para suami yang punya sensitivitas terhadap urusan rumah tangga.
 
Ya, berlarut dalam keluhan, ratapan, dan pasrah tanpa ikhtiar hanya akan sia-sia. Malah justru akan membuat para istri tidak nyaman dan tidak tenang. Mengerjakan urusan rumah tangga selalu kerepotan. Ujung-ujung pusing, stres, dan tersulut emosi. Imbasnya bisa ke suami dan anak. Bawaannya pengin marah-marah terus. Apa pun menjadi serba salah. Bingung harus seperti apa dan bagaimana.
 
Maka dari itu, bagaimana ya sekiranya kita bisa berikhtiar mencetak para suami yang ramah istri? Memang tidak mudah ya, tetapi kita harus terus berpikir dan merenung bersama, bagaimana caranya. Karena ini demi kemaslahatan dan keutuhan rumah tangga. Aspek kehidupan paling mendasar dalam kehidupan manusia.
 
Pertama, jalinlah komunikasi yang baik dengan suami. Ajaklah para suami untuk merenungkan dan memikirkan betapa beratnya mengerjakan urusan rumah tangga. Tentu saja dengan cara yang baik menyampaikannya, agar sang suami tidak tersinggung. Bujuklah para suami dengan keindahan-keindahan, bahwa kalian para istri betapa merindukan seorang suami yang bisa bersama-sama mengurus rumah tangga. Pernah membayangkan, sepasang suami-istri, bila perlu setiap hari, keduanya kompak memasak berdua. Keduanya berbagi peran.
 
Kedua, utamakan beribadah dengan berjamaah. Misalnya menunaikan shalat lima waktu. Suasana-suana bersama seperti itulah yang dapat mengokohkan keutuhan rumah tangga. Jujur dan terbukalah dalam hal apa pun. Misalnya setelah menunaikan shalat maghrib berjamaah, sang suami berdo'a dengan suara yang dikeraskan, agar do'a-do'anya didengar oleh seluruh anggota keluarganya. Akan terasa lebih menyentuh. Seusai do'a selesai, saling mencium tangan, cium pipi, bahkan bisa saling berpelukan. Kayanya bisa bikin menangis deh, moment indah kaya gitu. Heu.
 
Ketiga, menghadiri majelis-majelis ilmu di berbagai tempat. Tetapi kita mesti selektif memilih majelis ilmu. Karena sampai hari ini terlampau banyak majelis-majelis ilmu yang isi tausiyahnya masih banyak 'menyudutkan' para istri. Tidak peduli ia mubaligh atau mubalighah, penceramah laki-laki mau pun perempuan, semuanya masih terjerembab pada kesimpulan bahwa istri harus patuh sepenuhnya pada suami, tidak boleh sedikit pun membantah, mengkritik. Padahal, kita tahu bersama suami tidak otomatis lebih mulia dari istri, pun sebaliknya. Yang ada, Islam selalu mengajarkan bahwa suami dan istri punya kedudukan yang sama-sama mulia.
 
Dan masih banyak ikhtiar lainnya. Kita berharap semoga akan semakin banyak para suami yang ramah pada istrinya. Para suami yang mau mengerti dan memahami bahwa mengurus rumah tangga itu pekerjaan yang berat. Lebih daripada itu karena mengurusan rumah tangga menjadi urusan keduanya. Insya Allah.

0 Response to "Ikhtiar Mencetak Suami Ramah Istri"

Post a Comment