Cinta Hakiki Sang Istri

INSPIRASI SHALIHAH - Pernah baca status para Ibu-ibu, yang bunyinya seputar gini nggak? "Di SMS nggak balas, ditelpon nggak diangkat, padahal waktu sudah larut malam. Aaahhh ... Galau beraaat." Ya, pokoknya begitulah nada statusnya. Tiap kali baca status begitu, saya seperti sedang ikut merasakan. Antara perasaan cemas, khawatir, jengkel, dan lainnya campur aduk, untung saja nggak ambruk! Hehe.
 
Padahal nih, hampir tiap hari sang suami memang biasa nyebelin, semau sendiri, susah diatur, susah dinasehatin, susah dibilangin. Tapi namanya juga seorang istri yang sabar, penyayang, dan perhatian, ia tetap yakin bahwa suatu saat suaminya akan baik, hanya sedang menunggu proses dan hidayah dari Allah. Saya termasuk sering melihat dan membaca status di facebook semacam ini. Ada semacam takut kehilangan yang luar biasa. Padahal kalau sudah ketemu biasa saja. Hehe.
 
inspirasishalihah.blogspot.com
 
Begitulah cinta hakiki sang istri, tak kan pernah terhargai dengan hal apapun. Cinta yang bersumber dari ketulusan dan kesabaran. Pekerjaan rumah begitu numpuk sudah selesai dikerjakan, anak-anaknya juga sudah tidur nyenyak. Boro-boro kepikiran untuk tidur cepat karena lelah, seharian mengerjakan urusan rumah tangga yang numpuk. Sang istri rela tidak makan, menahan lapar karena selalu teringat suaminya yang belum pulang.
 
Sang istri juga setia, menunggu semalam suntuk kedatangan suaminya, yang tak jelas kabarnya. Baca qur'an sudah, mulutnya terus merapal zikir, sambil mondar-mandir, bahkan juga menangis, dalam hatinya selalu berdo'a semoga suaminya senantiasa dalam keadaan baik, dalam lindungan Allah. Sedikit-sedikit tengok kaca jendela. Tengok lagi, sang suami belum nongol, tengok lagi masih belum ada tanda-tanda pulang. Lihat jam terus berdetak, makin larut malam.
 
Bayangkan ya, subhanallah, ketulusan dan kesabaran cinta hakiki seorang istri. Rela mengorban tenaga, pikiran, kesehatan, dan lainnya demi keselamatan dan kebahagiaan suami dan anak-anaknya. Hidupnya, sepanjang waktu dipersembahkan untuk suami dan anak-anaknya. Tak ada kebahagiaan yang dapat membahagiakan dirinya, selain kebahagiaan yang dirasakan suami dan anak-anaknya. Apapun akan dilakukan asalkan suami dan anak-anaknya bahagia.
 
Biasanya, suami datang. Istri dengan senyum sumringah menyambutnya dengan penuh senang. Bukannya membalas dengan hati senang, malah marah-marah nggak jelas. Nyuruh ini, nyuruh itu. Ditanya baik-baik, malah disangkanya curiga dan fitnah, tidak percaya suami. Lah, serba salah. Maksud baik seorang istri disambut dengan caci maki dan emosi. Na'uzubillah.
 
Ini pelajaran penting buat para laki-laki dan suami. Memang, tidak semua laki-laki dan suami punya karakter buruk seperti ini. Tetapi entah kenapa, saya meyakini kejadian seperti masih banyak terjadi. Tidakkah kita merenung, merenungkan Ibu kandung kita masing-masing, bagaimana rasanya jika diperlakukan seperti demikian. Seharusnya kita bisa istiqomah memaknai kesetiaan, kemesraan, dan romantisme pernikahan yang dulu diikrarkan dalam akad. Semoga kita sekalian dianugerahi keluarga, di mana suami dan istrinya saling perhatian, saling menjaga, dan saling menghargai.

0 Response to "Cinta Hakiki Sang Istri"

Post a Comment