Jodoh Sepanjang Hidup

INSPIRASI SHALIHAH - Beberapa hari ini saya masih saja dihujani pertanyaan seputar jodoh, keretakan rumah tangga, pisahnya suami-istri, dan lain sejenisnya. Saya merenung, apa sebetulnya yang mereka pahami tentang 'akad nikah' dan tujuan mulia pernikahan. Menikah itu ibadah, tuntunan Rasulullah, tapi kenapa banyak pasangan yang bubar tak karuan, tak mendapatkan secercah cahaya kebahagiaan.
 
Kejadian demi kejadian 'sakit' ini tentu saja dapat kita petik hikmahnya. Terutama untuk pada remaja dan pemuda yang belum menikah. Agar menjemput jodoh jangan bodoh. Kita sedang mempertaruhkan nasib kita. Bukan seumur jagung, tapi seumur hidup. Jemputlah jodohmu di saat yang tepat. Jemputlah jodohmu karena hati yang mantap, bukan karena gengsi, bukan karena ingin dipuji, bukan karena ketampanan/kecantikan semata.  
Jodoh Sepanjang Hidup
 
Sepanjang saya mengamati, orang namanya sudah dibutakan cinta, akan melakukan segala cara. Mulai dari merayu, mentraktir, mengajak jalan, memuji-muji, dan cara-cara lainnya, supaya apa yang diidamkan dapat dicapai. Entah kenapa, yang selalu menjadi objek rayuan, traktiran, ajak jalan, pujian, dll itu perempuan. Ini parah sekali.
 
Kalau realitas di masyarakat dibiarkan begitu saja, saya selalu khawatir dengan keberadaan para perempuan. Dalam posisi seperti itu, perempuan sudah kalah sebelum bertanding. Hal itu menunjukkan, jika dalam keadaan seperti itu, perempuan sedang dalam posisi yang tak berdaya. Ia akan mudah diperdaya, dibujuk, dan diatur-atur.
 
Sekali lagi, kita harus bertekad yang akan kita jemput adalah jodoh sepanjang hidup. Jodoh yang benar-benar setia bukan hanya di kata, tetapi juga dalam alam nyata. Jodoh yang punya komitmen untuk bisa saling melengkapi dan memahami apapun masalah yang terjadi. Jangan tersilaukan oleh hal-hal yang semu tadi. Bukalah mata hati, jernihkan pikiran dan hati, libatkan kekuatan Ilahi, agar apa yang kita lihat adalah apa yang sebenarnya, bukan sesuatu yang semu dan menipu.
 
Saya ingin mencoba menelisik karakteristik jodoh seumur hidup. Apa yang akan saya tuliskan, sepenuhnya bukan jaminan, tetapi sekedar ikhtiar. Pertama, pastikan calon jodohmu itu punya sensitivitas pada wawasan kesetaraan dan keseimbangan. Bahwa kalian menikah itu bukan karena apa-apa, tetapi karena panggilan hati. Sebelum dan sesudah menikah nanti kalian berdua tetap menjadi manusia yang setara. Suami tetap mulia, begitu juga istri tetap menjadi manusia yang mulia.
Kedua, pastikan calon jodohmu, untuk tidak akan poligami. Perlihatkan komitmen ini kepada masing-masing orang tua kalian. Bukan karena apa, tidak ada pernikahan yang bahagia karena poligami. Cinta sejati hanya untuk satu hati, sebagaimana tauhid sejati hanya untuk sang Maha-satu; Ilahi Rabbi.
 
Teguhkan pikiran dan hati, jangan mudah terpedaya oleh rayuan-rayuan, janji-janji, atau apapun sejenisnya. Sebelum halal, sebelum ada akad nikah, saya menyarankan untuk siap menolak diajak jalan, ditraktir, dan diberi sesuatu apapun. Tentu saja dengan penolakan yang halus. Pandai-pandai 'ngetes' keseriusan cinta calon jodohmu. Bersikaplah jaim, jaim yang proporsional. Jangan jadi perempuan gampangan, perempuan ge-er-an, apalagi murahan. Hehe.
 
Kenapa harus begitu? Karena rayuan-rayuan, janji-janji, traktiran, pemberian, dlsj yang hakikat adalah rayuan, janji, traktiran, pemberian, dlsj setelah akad nikah berlangsung. Selama akad nikah belum berlangsung, semuanya tipuan, semuanya bohong! Serem banget ya. Hehe.

0 Response to "Jodoh Sepanjang Hidup"

Post a Comment