Tentang Urusan Rumah Tangga

INSPIRASI SHALIHAH - Di rumah, kalau kami sedang berkumpul sekeluarga, kami selalu punya inisiatif berbagi tugas mengerjakan urusan rumah tangga. Memang, yang akan mengerjakan tugas rumah tangga paling berat dan banyak adalah Mamah dan kakak perempuan. Kami harus akui, dan kami betapa menghargai, sebab belum terbiasa dan secekatan itu. Tetapi bukan berarti saya, Bapak, dan anggota keluarga laki-laki yang lain acuh dan lepas tangan.
 
Apabila pagi tiba, Ibu dan seorang kakak perempuan saya, selalu bangun lebih awal. Saya dan anggota keluarga laki-laki yang lain sudah pasti dibangunkan, untuk makan sahur misalnya, shalat malam, atau shalat shubuh. Sungguh, kami berhutang budi pada Mamah dan kakak perempuan saya itu. Memang betul, keduanya tak pernah mengeluh, merasa capek, dan apalagi sampai mengaharuskan kami untuk mengerjakan urusan rumah tangga.
 
Tetapi di saat yang sama, saya dan mungkin anggota keluarga yang lain merasa tidak enak hati, iri, dan ingin seperti Mamah dan kakak perempuan. Menjadi laki-laki, Ayah, dan suami yang juga bisa belajar dan meneladani keuletan dan ketangguhan Mamah dan kakak perempuan. Untunglah saya mondok di pesantren. Hidup di pesantren membuat saya harus mandiri dan sederhana. Mengerjakan semua keperluan pribadi dengan tangan sendiri. Mulai dari mencuci pakaian, menyapu halaman, mencuci piring, membersihkan toilet, merapikan kamar, dan lain sebagainya.
 
Nah, pengalaman sederhana inilah yang akan terus menjadi pegangan hidup saya sekarang dan masa depan. Bahwa menjadi laki-laki atau suami harus punya komitmen diri, komitmen untuk mengarifi kehidupan rumah tangga. Bahwa akad nikah yang nanti dan telah ditunaikan bukan akad yang menjadikan suami menyerahkan semua urusan rumah tangga kepada perempuan/istri. Suami dan istri sejatinya dua insan yang tak dapat dipisahkan, keduanya saling membutuhkan, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.
 
Saya sering merasa geli, manakala ada banyak perempuan/istri yang menganggap bahwa mengerjakan urusan rumah tangga itu jangan dijadikan beban. Tetapi merupakan hiburan yang menyenangkan. Ya, saya setuju dengan maksud baiknya. Tetapi persoalannya adalah bahwa keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, ada keluarga yang di dalamnya ada keseimbangan dan kesalingan. Termasuk dalam hal mengerjakan urusan rumah tangga.
 
Ada peran serta laki-laki/suami di sana, turut dalam mengerjakan urusan rumah tangga. Mari mengedepankan pikiran dan nurani yang jernih. Melibatkan laki-laki/suami dalam urusan rumah tangga, bukan berarti melimpahkan semua urusan rumah tangga pada suami, lalu kemudian istri tidak lagi mau mengerjakan urusan rumah tangga. Bukan, bukan begitu.
 
Perempuan/istri mana pun manakala mengerjakan urusan rumah tangga pastilah berat. Mereka boleh saja menghibur diri dengan menganggap bahwa mengerjakan urusan rumah tangga itu sebagai hiburan dan ibadah. Betul, saya juga setuju. Tetapi lagi-lagi, bahwa urusan rumah tangga menjadi urusan suami juga. Hari ini, kini, dan di sini kita sedang butuh laki-laki/suami yang sadar diri, yang siap melengkapi istri, siap menghadapi apapun dengan bersama.
 
Walhasil, daripada nyinyir, dan terus-terusan tidak mengakui kekurangan pribadi masing-masing, lebih baik para laki-laki taubat, memohon maaf, dan belajarlah untuk bisa meluangkan waktu untuk sekedar membantu istrinya di rumah. Yang sudah mampu, terus ditingkatkan, yang belum mampu teruslah belajar, jangan mengumpat dan jadi laki-laki yang arogan.
 
Teruntuk para perempuan/istri; maafkanlah kami (para laki-laki) yang selalu merasa paling unggul, merasa paling hebat, merasa paling berkuasa. Hidup dalam keluarga seenaknya, sekehendak hatinya. Padahal, kami tahu betapa banyak urusan rumah tangga yang dikerjakan itu. Padahal jika semua urusan rumah tangga itu beres, kami (para laki-laki) yang banyak menikmatinya. Kalianlah, para istri, yang selalu mengalah, selalu tampak ingin merasa senang, wajah ceria di hadapan kami. Ampuni dosa-dosa kami ya Allah. Curahkanlah secercah cahaya hidayah untuk kami.

0 Response to "Tentang Urusan Rumah Tangga"

Post a Comment