INSPIRASI SHALIHAH - Jika setelah menikah, bukan bahagia tapi banyak derita yang dirasakan; tanda ada yang salah. Jika setelah menikah, membuat hidup jadi semakin bingung dan serba salah; tanda ada yang salah. Jika setelah menikah, produktivitas makin redup, segala-gala menjadi kaku; tanda ada yang salah. Jika setelah menikah, istri cuma di rumah, dilarang ketat keluar rumah; tanda ada yang salah. Dan lain sejenisnya.
Ada yang salah sengan komitmen yang dibangun sebelumnya. Nah, ini pelajaran dan pengalaman buat teman-teman yang belum menikah. Pastikan pada masing-masing calon pendampingmu itu untuk memahami beberapa hal yang ingin saya sebutkan:
- Apakah dia punya penyakit kronis? Ini penting supaya pas nanti kamu nikah tidak menyesal. Kalau ternyata jujur menjawab punya penyakit, keputusan disepakati. Kalau ikhlas dan percaya bahwa Allah Maha-Menyembuhkan; silakan hubungannya diteruskan. Kalau ternyata ragu, silakan putuskan jalinan cintamu dengan cara yang tidak menyakiti (baik).
- Apakah dia gadis/bujang atau pernah bersuami/istri. Ini juga penting agar kita tidak kaget. Kadang-kadang, bagi sebagian orang status seseorang itu penting. Bagi yang tidak mempersoalkan, ya tidak jadi masalah, silakan diteruskan.
- Apakah calon suamimu akan memberikan keleluasaan saat kalian sudah menikah? Maksud saya, bahwa yang terpenting dalam menjalin hubungan itu saling percaya, jangan saling curiga. Hati-hati itu boleh, tapi harus waspada. Saya ingin memastikan, jika para perempuan telah menikah ia tetap boleh beraktivitas apapun di luar rumah selagi baik. Urusan mendidik anak dan rumah tangga bukan jadi urusan istri semata, tetapi urusan istri dan suami berdua.
- Apakah suami siap untuk tidak menduakanmu, poligami? Ini juga penting, supaya kamu menjadi istri yang pertama dan terakhir. Karena hari ini banyak sekali, nggak peduli dia kiai, ustadz, atau orang biasa sekalipun yang beralasan bahwa poligami itu sunah rasul yang harus diikuti umatnya. Salah! Saya nggak ikut begitu. Saya ikut siapapun yang setia pada satu istri.
- Apakah calonmu punya perspektif kesetaraan? Ini demi masa depan rumah tangga kalian setelah menikah. Perspektif ini sangat penting, yang justru menjadi modal mahal pertama jika kamu hendak menikah. Agar nantinya, istri tidak ditindas, tidak dijadikan objek kekerasan rumah tangga. Ya, sering kali kekerasan dalam rumah tangga terjadi karena dia beranggapan bahwa perempuan itu harus diluruskan, sebab awalnya dia berasal dari tulang rusuk yang bengkok. Ciri laki-laki yang punya persepektif keperempuanan, adalah dia yang menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki itu sama-sama mulia. Segala hal, masalah, rintangan, cobaan apapun mesti dimusyawarahkan keduanya.
Istri (perempuan) juga harus mandiri. Allah menganugerahkan potensi hebat bukan cuma kepada laki-laki, tetapi juga kepada perempuan. Jangan mau jadi istri yang hidupnya cuma ikut-ikutan suami. Tidak punya prinsip, tidak punya pegangan, tidak punya kekuatan. Istri mandiri bukan untuk mengalahkan suami, tetapi justru menambah kekuatan supaya jalinan rumah tangganya makin kokoh. Saya yakin kalian bisa. Jangan mudah menyerah, belum apa-apa sudah mengeluh. Jangan berhenti belajar untuk jadi pribadi yang lebih baik!

0 Response to "Ada yang Salah"
Post a Comment