Cerai Itu Dibenci Allah

INSPIRASI SHALIHAH - Cerai, kata atau istilah yang singkat tapi menyimpan beban berat. Perceraian itu puncak ujian paling berat saat seseorang telah menunaikan akad pernikahan. Cerai dalam Islam bukan tidak boleh, tetapi masalahnya sangat dibenci Allah. Bagi saya itu artinya, siapapun harus berhat-hati, agar sebisa mungkin menghindari perceraian.
 
Karena itu kita mesti sadar, bahwa akad pernikahan bukan sekedar akad, tetapi memang punya konsekuensi yang berat. Kalau kita sadari lagi, pernikahan secara seremonial itu singkat, menjalankan dan mempertahankannya yang berat. Makanya jangan mengotori akad suci nikah dengan kebohongan dan kepura-puraan. Nanti menyesal. Menikah itu ikhtiar menyatukan dua karakter manusia yang berbeda. Perbedaan karakter ini yang mula-mula harus dipahami.
Cerai Itu Dibenci Allah
 
Perbedaan ini sebetulnya bukan penghalang, tetapi justru pemantik agar suasana rumah tangga penuh warna. Ingat, pelangi itu indah karena warnanya bermacam-macam. Begitulah di dalam jalinan rumah tangga setelah pernikahan, perbedaan pandangan pastilah ada tapi jangan sampai keterlaluan. Penting sekali ditanamkan sikap saling memaklumi. Karena tidak ada manusia yang sempurna.
 
Nikah juga bukan sekedar akad duniawi, tetapi akad ukhrawi. Akad yang berurusan langsung dengan Allah, kita bersumpah di hadapan Allah akan menjalin dan menjaga keutuhan rumah tangga sepanjang hayat. Akad itu artinya bahwa kita sudah menyetujui masing-masing kekurangan pasangan. Dan juga siap menghadapi segala tantangan. Suka duka, sedih gembira, bahagia menderita, harus dirasakan dan dijalani bersama.
 
Berbeda pandangan sampai menyebabkan ketegangan dan keributan itu wajar. Yang kurang ajar itu kalau tegang dan ributnya keterusan, dan masing-masing saling menyalahkan, sampai nggak ada yang mau mengalah. Tidak ada di dunia ini sebuah jalinan rumah tangga (suami-istri) yang tidak ribut. Pasti ada. Itu dinamika dan tantangan, supaya kita kreatif dan berhati-hati dalam menjalin rumah tangga.
 
Makanya, kalau ada apa-apa di rumah itu semuanya dimusyawarahkan. Punya masalah apapun jangan dipendam sendiri, tapi harus dibagi dengan suami atau istri. Harus jujur dan terbuka. Ibadah wajib dan sunah jangan bolong-bolong. Tanamkan sikap saling percaya, jangan kebanyakan suuzhon. Jalin komunikasi yang baik.
 
Dan ini peringatan, jika sedang dalam keadaan kesel dan marah, jangan sampai bermain-main dengan kata 'cerai' atau 'talak'. Jangan! Ingat, Allah nggak suka. Kesel sih kesel aja, marah sih marah aja, jangan bawa-bawa cerai atau talak. Jangan sembarang, dipikir dan direnungkan ulang. Apalagi anak-anak makin tumbuh dewasa. Kondisi orang tua begitu menentukan nasib dan masa depannya. Sudah sekian banyak anak-anak yang terlantar, miskin kasih sayang orang tua, mereka terlantar dan bergaul di dunia yang bebas tidak karuan.
 
Yang indah itu melestarikan bercanda. Habis kesel dan marahan, coba bercanda, pasti mesem-mesem lagi. Ini mah, kalau lagi kesel dan marahan segala perabot rumah tangga jadi sasaran. Kelakuannya sama, nggak suami nggak istri. Begitulah, mending kedepankan humor, saling tukar pikiran, dan dijaga ibadah wajib-sunahnya. Insya Allah langgeng. Saya ikut mendo'akan teman-teman yang sedang banyak dirundung masalah dalam rumah tangga, semoga Allah berkenan kembali menentramkan dan menyatukan.

0 Response to "Cerai Itu Dibenci Allah"

Post a Comment