Belajar dari Ustadz Yusuf Mansur

INSPIRASI SHALIHAH - Judul di atas merupakan tema salah satu buku terbaru yang ditulis oleh Ustadz Ahmad Jameel, Ustadz Anwar Sani, dan Ustadz Tarmizi. Ketiga Ustadz tersebut merupakan sahabat sekaligus mitra terbaik Ustadz Yusuf Mansur di PPPA Daarul Qur'an. Buku ini berisikan tiga kelompok tulisan masing-masing dari ketiga Ustadz. Berupa pengalaman dan kesan selama hidup dekat dengan Ustadz Yusuf Mansur.

 

Membaca buku ini akan mengantarkan pembaca pada sosok UYM... yang istiqomah ibadah ritual maupun sosial. Apa yang dianjurkan oleh UYM adalah apa yang ia lakukan sampai hari ini. Soal shalat fardhu tepat waktu, shalat dan puasa sunah, dll, termasuk sedekah.

 

Untuk saat ini, UYM bagi saya, adalah sosok puncak yang pantas menjadi teladan umat. Terutama bagaimana ia menjalani hidup di tengah masalah yang melingkup. Keterpurukan demi keterpurukan dari yang kecil sampai besar, barang kali semuanya pernah ia alami. Sedih, pahit, pilu, dan perasaan sakit karena besarnya masalah telah berulang kali dialami.

 

UYM pernah dipenjara dua kali, pengalaman di penjara itu bertepatan dengan lahirnya anak pertamanya. Istri beliau, Ibu Siti Maemunah, menuturkan dengan derai tangis, bagaimana pedihnya menjalani hidup dengan penuh kepedihan; melahirkan tanpa didampingi suami tercinta, selain butuh kasih sayang, juga biaya. Tidak hanya itu, UYM pun dililit hutang lebih dari 1 milyar. Hati siapa yang tidak rapuh ketika harus menghadapi kenyataan dililit hutang sebanyak apapun. Saya teramat yakin, bahwa penderitaan UYM dan istri lebih pahit dari itu.

 

Sebagaimana manusia biasa, tak hanya UYM, barang kali kita pada umumnya, hampir setiap hari dilanda masalah. Tak pandang usia, yang remaja, dewasa, sampai tua, Allah berikan masalah. Menimpakan masalah adalah cara Allah agar manusia berpikir untuk menemukan penyebab dan solusinya. Ada yang masih sulit jodoh, rumah tangga berantakan (cerai, selingkuh, dll), prestasi belajar jeblok, belum dikaruniai keturunan, dililit hutang, anak sulit diatur, dan lain sebagainya.

 

Makna belajar dari UYM adalah sama dengan meneladani setiap amalan-amalan yang selama ini dilakukannya. Adalah tadi, dengan cara mendekati Allah dengan berbagai amalan-amalan. Sederhana, tapi kalau belum terbiasa sulit luar biasa. Perlu kesabaran, ketelatenan, dan dibiasakan. Dari sekian banyak amalan, satu saja dulu diitiqomahkan. Terutama sedekah, awali hari, bulan, dan tahun dalam kehidupan kita dengan sedekah. Segala kebaikan yang tulus kita berikan dengan bentuknya yang beragam, semuanya disebut sedekah. Tapi ada catatan dari saya, sedekah paling sulit bagi saya dan mungkin bagi kita, adalah sedekah uang, bukan uang receh, tapi sedekah dalam bentuk uang yang bernilai besar. Iya kan? Hehe.

 

O ya, sudah tahu kan infonya, UYM akan bersilaturahmi ke Cirebon, Sabtu 9 Agustus 2014. Hadir yuk! Kita ketemuan di sana. Pagi di SMA Islam Al-Azhar, siang di hotel Apita, dan malam di masjid raya At-Taqwa.

Posted by Ari Saeful Bahri

Tweet