Belajar dari Perempuan

INSPIRASI SHALIHAH - Kalau kita, khususnya laki-laki, bisa merenung, betapa berharga pengorbanan seorang perempuan di masa hidupnya. Puncak dari segala penghargaan itu kalau kita merenungi betapa beratnya pengorbanan Ibu. Tidaklah heran jika 'surga memang di bawah telapak kaki Ibu'. Telapak kaki menjadi simbol berharga dan mahal. Jika telapak kaki saja setara dengan surga, lalu anggota tubuh Ibu yang lain setara dengan apa? Ini bukti bahwa Ibu betapa mulia.
 
Sungguh, saya bisa menikmati kehidupan, bangkit dari keputusasaan, semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak terlepas dari seorang perempuan bernama Ibu. Dialah yang selalu meyakinkan anaknya untuk terus berjuang di kala pesimis. Menghibur kita, anaknya, jika dirundung sedih. Rela hidup sederhana demi anaknya bahagia. Begitu seterusnya.
Belajar dari Perempuan
 
Benarlah bahwa perempuan memang makhluk Allah yang mulia. Ia menjadi inspirasi bagi kehidupan dan semesta alam. Ia diciptakan untuk melengkapi laki-laki, sebagaimana laki-laki diciptakan untuk melengkapi perempuan. Praktis, keduanya saling membutuhkan.
 
Beberapa contoh sederhana yang saya alami misalnya, sejak sekolah di tingkat dasar saingan saya dalam berprestasi ya teman perempuan. Saya selalu mencari cara untuk mengalahkan prestasi teman-teman perempuan. Dari mereka saya belajar tentang kerapihan menulis, kerapihan berpakaian, kasih sayang sebagai sahabat dan lainnya.
 
Pun saat sekolah di tingkat menengah pertama, atas, sampai kuliah. Entah sudah berapa banyak mereka yang menjadi inspirasi kehidupan bagi saya. Bagaimana meraka bisa membuat saya merasa bisa lebih rapi, teliti, dan disiplin. Hingga saya menulis buku dan menulis di grup ini pun, tidak lain adalah berkat kehadiran teman-teman perempuan, terutama Ibu saya yang inspiratif.
 
Malam ini pun, sesaat sebelum beranjak duduk manis di depan komputer, saya merasa lega, telah mendapatkan pecerahan yang sebelumnya belum pernah saya rasakan. Pencerahan dari seorang sahabat perempuan. Pencerahan tentang bagaimana terjun pada wahana kewirausahaan (entrepreneurship). Padahal saya ini kurang apa, buku-buku terbaik tentang entrepreneurship sudah banyak yang saya lahap. Tetapi kegelisahan itu masih ada. Bukan tidak pernah mencoba dan terjun. Tetapi tidak bisa dinikmati. Itu saja. Barulah, setelah mendapatkan wejangan malam ini saya merasa yakin dan insya Allah dalam waktu dekat akan langsung mempraktikkannya.
 
Sungguh, sejak malam ini, saya merasa menjadi manusia, laki-laki, yang paling bodoh sedunia. Hehe. Begitulah memang, bahwa ini bukti bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Masing manusia, laki-laki maupun perempuan pasti dianugerahi kelebihan dan kekurangan. Hadirnya kita berdua, adalah dalam rangka saling mengisi dan mengingatkan.
 
Saya semakin yakin, bahwa tidak ada manusia di dunia ini yang lahir tanpa kelebihan. Masing-masing punya kelebihan yang unik. Yang antara satu dengan yang lainnya berbeda. Apalagi jika kita berkaca pada teman-teman yang (maaf) banyak kekurangan atau kecacatan fisik, tetapi semangat mereka menjalani hidup, berusaha selalu ingin bermanfaat bagi orang lain, dan terus berkarya senantiasa terus menyala. Lha saya, dan mungkin kita sekalian, fisik sempurna, akal pikiran dan hati nurani juga, kenapa malah banyak mengeluh, menyia-nyiakan nikmat dari-Nya? Lebih rugi dan parahnya lagi jika kehadiran kita di dunia hanya menjadi tukang pencela, pengacau, dan perusak kehidupan orang banyak. Na'uzubillah.
Yuk terus belajar!

0 Response to "Belajar dari Perempuan "

Post a Comment