Menolak Lamaran

Menikah itu ibadah, karena memang ibadah insya Allah akan membawa berkah. Namun bagi yang belum siap, menikah bukanlah perkara mudah, ada saja misalnya yang membuat mereka merasa khawatir nanti bagaimana kalau sudah menikah dan seterusnya. Ya, selama tidak berlebihan, tidak ada masalah, yang penting teruslah memantaskan diri, memperbaiki kualitas diri.
 
Sebelum menikah, biasanya ada proses lamaran. Melamar itu sama dengan meminang. Maksudnya mengutarakan maksud... baik untuk melangsungkan akad pernikahan. Lamaran ini tentu saja sekurang-kurangnya melibatkan dua calon pasangan dan kedua orang tua masing-masing pasangan.
 
Mengenai lamaran, setidaknya ada dua kemungkinan lamarannya diterima atau ditolak. Tentu senang kalau lamarannya diterima, sebaliknya akan kecewa kalau ditolak. Bagi yang sampai sekarang belum menikah dan ingin serius menghalalkan cintanya, seriuslah dan jangan main-main. Jangan memberi harapan palsu, jangan memberi cinta palsu. Penolakan ketika proses melamar telah berlangsung sebaiknya dihindari.
 
Makanya kalau mau menolak seseorang, tolaklah sebelum masa lamaran datang, agar tidak banyak yang kecewa. Kalau tidak ada rasa suka, bilang saja tidak suka. Kalau tidak cinta, bilang saja tidak cinta. Selama disampaikan dengan cara-cara yang baik, insya Allah semuanya akan berjalan baik. Karena melamar dan menerima lamaran itu adalah hak. Boleh menerima atau menolak.
 
Dan juga hindari mitos-mitos. Salah satu mitos yang biasa beredar adalah tentang tidak bolehnya seorang adik mendahului kakak untuk menikah. Katanya kalau adik menikah duluan nantinya sulit jodoh atau apalah. Atau tega menolak lamaran seseorang hanya karena alasan mitos ini. Sekali lagi, kita harus buang jauh-jauh mengenai mitos-mitos ini. Berhati-hati bukan berarti percaya mitos.
 
Sebagai penguat keyakinan untuk proses meminang dan pernikahan nanti, kita harus istiqomah beribadah dan berbuat kebaikan. Agar Allah berkenan menganugerahkan jodoh dan pasangan terbaik. Jangan khawatir, kalau kita baik haqqul yakin jodoh kita juga akan baik. Selama proses menjemput jodoh, isilah hari-harinya dengan penuh kebaikan dan produktivitas.
 
Makanya sebelum proses lamaran berlangsung, jalin komunikasi yang jujur dan terbuka dengan masing-masing pasangan. Barang kali salah satu di antara pasangannya masih punya penyakit, atau kelainan-kelainan lain, sedini mungkin harus dimusyawarahkan, diungkapkan secara terbuka. Supaya tidak menyesal di kemudian hari. Kalau ternyata sudah dibicarakan baik-baik mengenai kelemahanan/kekurangan masing-masing, dan dapat menerima masing-masing kelemahan/kekurangan itu, saya rasa tidak ada alasan untuk menolak lamaran. Bismillah.

0 Response to "Menolak Lamaran"

Post a Comment