Saling Mengerti dan Pengertian

INSPIRASI SHALIHAH - Salah satu efek dari begitu lekatnya budaya patriarkhi dalam kehidupan rumah tangga, biasanya istri akan selalu tampak mengalah. Sang istri merasa bahwa sikap selalu mengalah, mengutamakan suami, menanggung lelah, dan lainnya adalah sebuah kewajaran, karena telah teriming-imingi oleh pahala dan surga. Sang istri takut sekali ketika suaminya mengerenyitkan dahi, ngambek, dan apalagi marah.
 
Siapalah yang tidak mau mendapat pahala dan surga, tetapi juga tidak begitu juga menyikapi segala dinamika dalam kehidupan rumah tangga di rumah. Ingat, tidak ada istri yang kuat seperti super hero. Sekuat-kuatnya istri pasti ada lelahnya. Menutupi kelelahan dengan cara menghibur diri yang berlebihan sungguh tidaklah bijak. Jangan sampai menzhalimi hak tubuh, pikiran, dan jiwa Anda sekalian (para istri), karena bagaimana pun tubuh, pikiran, dan jiwa butuh penyegaran.
 
Lagi pula keindahan dalam rumah tangga hanya bisa dirasakan ketika peran dan tugas istri bersama suami berjalan seimbang, yakni dengan saling melengkapi satu sama lain. Di sanalah kita akan banyak memetik hikmah yang berharga. Betapa indahnya menjalani proses kehidupan rumah tangga yang di dalamnya ada peran serta suami dan istri.
 
Di sinilah betapa pentingnya mewujudkan sikap saling mengerti dan pengertian. Istri mengerti dan pengertian terhadap suami, pun sebaliknya suami mengerti dan pengertian terhadap istri. Namun nyatanya, di masyarakat kita terlampau sering saya saksikan, di dunia nyata maupun maya, masih banyak istri yang kesulitan mendapatkan suami yang sama-sama punya sikap saling mengerti dan pengertian. Alih-alih berikhtiar untuk memberikan pelajaran kepada suami agar peka dan mengerti, kebanyakan para istri malah merasa pasrah dengan keadaan seperti itu, meskipun ia sendiri lelah dan tersiksa.
 
Mari kita ubah realitas timpang seperti ini. Realitas patriarkhi yang akut, di mana suami selalu menjadi pihak yang berkuasa atas istrinya. Istri seperti layaknya pembantu, yang harus selalu tunduk dan patuh pada perintah suami tanpa kecuali. Para istri bisa memulai ikhtiar ini dengan bicara baik-baik, dari hati ke hati bersama suami. Sesekali atau sering juga tidak apa, agar istri menguji sejauh mana sikap saling mengerti dan pengertian sang suami.
 
Dalam kondisi seperti ini saya meyakini, jika para istri jauh lebih dewasa dan bijak ketimbang para suaminya. Menguji suami bukan berarti menjaili suami. Ia hanya sekadar ikhtiar untuk mewujudkan sebuah jalinan rumah tangga yang seimbang. Rumah tangga yang dibangun di atas tiang penyangga yang kokoh antara suami dan istri.
 
Lihatlah perkembangannya seperti apa. Jika sama sekali tak ada perubahan, diperlukan ikhtiar yang lebih kreatif. Saya yakin asalkan ada ikhtiar untuk mengubahnya, insya Allah lambat laun sang suami akan tumbuh sikap saling mengerti dan pengertian. Suami akan sensitif dan lebih perhatian terhadap istrinya dan segala hal yang berkenaan dengan urusan rumah tangga. Ikhtiar ini dilakukan agar setidaknya suami ikut merasakan dan terhanyut betapa lelahnya mengurus segala rumah tangga, apalagi ketika sang istri harus ikut banting tulang membantu kebutuhan ekonomi rumah.
 
Tanpa ada niat tulus ingin berubah, tanpa kesadaran akan pentingnya peran suami terhadap urusan rumah tangga, saya khawatir cepat atau lambat, kondisi semacam itu (kondisi di mana hanya istri yang berlelah-lelah di dalam rumah tangga) akan menyebabkan pikiran dan kejiwaan para istri terganggu. Na'uzubillah.

0 Response to "Saling Mengerti dan Pengertian"

Post a Comment