Ujian Mendekati Pernikahan

INSPIRASI SHALIHAH - Menikah bagi Muslim dan Muslimah memang ibadah. Sebagai salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Begitulah karena hidup ini senantiasa berpasangan; ada siang dan malam, ada mentari dan rembulan, ada sedih dan senang, ada duka dan bahagia, ada perempuan dan laki-laki, ada suami dan istri, begitulah seterusnya.
 
Menikah memang mudah tetapi tetap tidak luput dari ujian. Salah seorang teman laki-laki, bercerita pada saya, soal rencana pernikahannya dengan seorang Muslimah yang sudah lama ia kenal. Kisah perjalanan menjemput jodoh keduanya memang mengharukan. Di awal-awal sempat ada penolakan, dengan berbagai macam ikhtiar, akhirnya Allah memudahkan.
Ujian Mendekati Pernikahan
 
Tetapi memang belum cukup sampai di situ. Ia yakin akan berencana menikah pada (contoh saja) bulan Februari 2014 lalu, tapi karena sesuatu hal, ia harus sabar untuk memajukan tanggal pernikahan itu sampai nanti Februari 2015. Hati dan perasaan siapa yang tidak gelisah, harus menghadapi kenyataan seperti ini. Tetapi itulah keputusan Allah, manusia hanya bisa merencanakan.
 
Sekarang, menjelang Februari 2015, ujian masih saja datang, datang dari berbagai penjuru. Soal inilah, itulah, ada saja biangnya. Teman laki-laki saya pun berusaha terus berhusnudhon dan sabar menghadapi. Karena ia yakin skenario Allah-lah yang terbaik. Ia terus meyakinkan hatinya, insya Allah Allah akan memberikan jalan kemudahan pada saat yang tepat.
 
Begitulah memang, ujian itu datang dari berbagai arah, bentuknya pun bermacam. Bisa datang dari calon istri, atau sebaliknya dari calon suami. Bisa datang dari calon mertua dan lain sebagainya. Bentuknya bermacam mulai dari hal-hal yang remeh; menentukan tanggal pernikahan, konsep undangan, gaun pengantin, soal biaya, soal komunikasi, dan lain sebagainya. Misalnya, masalah datang dari masing-masing orang tua, berpikir dan berbuatlah sekreatif mungkin untuk menghadapinya. Jalin komunikasi sedekat dan semesra mungkin. Bikin mereka haru, ambil hatinya, terus dirayu, terus sampai akhirnya luluh. Bisalah pasti! Hehe.
 
Dari itu semua, saya juga sependapat dengan teman laki-laki saya itu, untuk terus berhusnudhon kepada Allah. Yakin dengan skenario Allah tanpa kenal lelah untuk terus berikhtiar. Kencengin ibadah wajib dan sunah. Pererat komunikasi dengan kedua belah pihak. Ademkan perasaan dan hati calon istri, untuk terus bersabar. Keduanya sama-sama terus berdo'a. Allah mungkin sedang ingin menguji sejauh mana kekompakanmu hari ini untuk bekal menjalani kehidupan rumah tangga yang panjang.
 
Prinsipnya satu setiap apapun masalah yang datang, jangan sampai kita menghindari. Terus kita hadapi. Masalah menjelang hari pernikahan begitu efektif untuk menguji kreativitas dan kedewasaan masing-masing pihak. Dengan begitu, jika suatu saat nanti akad pernikahan telah berlangsung, membina rumah tangga pun akan sakinah mawaddah wa rahmah, biar pun sering kali datang masalah. Anggap ajalah lagi latihan memeras perasaan dan hati. Hehe.
 
Nggak mungkin banget Allah mempersulit hamba-Nya yang akan beribadah, mengikuti sunah Rasul-Nya. Beneran, nggak mungkin banget. Makanya perlu juga direnungkan, mengukur pernikahan dengan kacamata duniawi aja mah akan meresahkan dan menyulitkan memang. Betul bahwa hal yang berbau dunia itu penting, tapi jangan sampai tergelapkan. Segala hal yang berbau dunia, terus aja diikhtiarkan, asal jangan melewati batas dan berlebihan. Insya Allah dimudahkan.
 
Tunjukin bahwa kamu pasangan yang tangguh. Teman-teman semua, kita do'akan yuk mudah-mudahan keduanya betul-betul dimudahkan!

0 Response to "Ujian Mendekati Pernikahan"

Post a Comment