Cantik Shalihah - Sungguh luas sekali jika kita
memaknai apa itu bahagia. Semua orang bisa memaknai apa itu bahagia
sesuai dengan pengalaman hidupnya masing-masing. Makanya, menurut orang
lain bahagia, di saat itu belum tentu buat kita sama bahagia. Dan
kebahagiaan orang lain jangan pernah dijadikan penentu kebahagiaan yang
sedang kita rasakan. Ada banyak hal yang membuat kebahagiaan kita dengan
orang lain itu akan berbeda.
Makna bahagia juga tidak bisa hanya
diukur oleh hanya kecantikan atau ketampanan rupa. Tetapi, meskipun
begitu kita juga tidak boleh mencela mereka yang memang bagus rupanya.
Bahagia juga tidak bisa hanya diukur oleh hanya kekayaan materi.
Sehingga para suami dan istri lupa diri dengan pendidikan buah hati dan
lainnya karena waktunya habis mencari materi. Hal-hal seperti hanya
memang bisa menjadi salah satu indikator kebahagiaan.
Bagi saya
kebahagiaan dalam rumah tangga adalah ketika suami dan istri memahami
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keduanya tidak egois dan mau
menang sendiri. Mengerti bahwa tidak ada manusia yang diciptakan dengan
sempurna tanpa kekurangan. Bagi saya inilah makna terdalam kebahagiaan
setelah pernikahan. Karena pernikahan adalah perjanjian yang amat berat.
Perjanjian yang harus ditepati dengan istiqomah.
Maka dalam
perjalan hidup sebuah rumah tangga yang bahagia akan terjalin sebuah
komitmen untuk saling mendukung, saling menjaga, saling menguatkan satu
sama lain mengenai harapan dan impian untuk mewujudkan rumah tangga
idaman. Ada satu benang merah yang dapat mempertemukan itu semua yakni
kesetiaan. Ya, kebahagiaan berkaitan erat dengan kesetiaan. Setia dalam
keadaan susah maupun senang. Setia untuk saling memaklumi dan menerima
segala kekurangan.
Untuk membangun komitmen kesetiaan dalam
sebuah hubungan diperlukan sedikitnya tiga hal yang sederhana namun
tidak mudah dilakukan, yaitu: kerja keras, waktu, dan kejujuran. Kerja
keras, bahwa bahagia itu proses, ia tidak bisa diraih dengan instan.
Sepandai-pandainya orang menghibur diri dan mencoba 'memaksakan' untuk
merasakan bahagia, tetap menemukan bahagia tidak semudah itu. Teruslah
bekerja keras, pahami sedalam-dalamnya oleh suami dan istri, termasuk
bersikap arif ketika ujian dan masalah datang menghadang.
Karena
bahagia itu proses, maka ia membutuhkan waktu. Waktu untuk melatih dan
mendidik kita untuk menjadi pribadi yang dewasa. Bagaimana bersikap
dewasa mengelola cemburu, emosi, dan hal-hal lainnya. Agar proses dan
waktu yang berjalan tidak sia-sia, maka diperlukan kejujuran. Jujur
dalam membina rumah tangga dalam hal apapun. Suami dan istri dalam rumah
tangga adalah dua jiwa yang satu. Semua masalah dalam rumah tangga
seharusnya disikapi dengan jujur dan terbuka, tidak ditutup-tutupi dan
dirahasiakan.
Dengan komitmen itu semua, rumah tangga yang
bahagia adalah rumah tangga yang di dalamnya tumbuh sikap saling
memuliakan antar pasangan; suami memuliakan istri, dan istri memuliakan
suami. Di sanalah akan tumbuh kesadaran; kesadaran bahwa suami dan istri
saling membutuhkan. Suami tidak akan bisa menemukan kebahagiaan menjadi
suami tanpa ada kontribusi dari istri. Begitu pun sebaliknya, istri tak
akan pernah bisa menjadi istri yang bahagia tanpa kontribusi suami.
Walhasil, kebahagiaan dalam rumah tangga itu kesalingan, kesetiaan, dan
kejujuran.
Toko Mesin Murah · Jual Mesin · Susu Listrik · Portal Belanja Mesin Makanan, Pertanian, Peternakan & UKM · CP 0852-576-888-55 / 0856-0828-5927
ReplyDeleteThanks infonya. Oiya ngomongin rumah tangga, ternyata ada loh trik jitu merencanakan keuangan bagi keluarga agar bisa hidup sejahtera. Mau tau rahasianya? Yuk cek di sini: Tips keuangan rumah tangga
ReplyDeleteMenarik sekali, https://www.cekaja.com/info/tips-mempersiapkan-keuangan-untuk-masa-pensiun
ReplyDelete