Suami yang Ramah Perempuan

INSPIRASI SHALIHAH - Kemarin ada seorang perempuan Muslimah yang datang. Ia bilang sudah bersuami. Cuma pernikahannya tak kunjung bahagia. Yang ada kesal dan menjengkelkan. Karena ternyata suami yang diharapkannya bisa saling melengkapi dan menyayangi tak kunjung terlihat gelagatnya ke arah sana. Yang ada malah membuat makin tak tahan bersamanya.
 
Rupanya dari awal memang ia nggak punya rasa untuk nikah sama suaminya kini. Ia menikah lebih karena ingin menuruti kemauan ibunya yang kini sudah sepuh. Meskipun dengan berat, ia terus berusaha menguatkan hati, dengan harapan lambat laun bisa mencintanya sepenuh hati.
Suami yang Ramah Perempuan
 
Hari berganti, minggu berganti, bulan berganti, tapi cinta itu tak kunjung hadir. Yang ada suaminya malah makin membuatnya jengkel. Sang istri sudah melakukan berbagai cara agar suaminya bisa menjadi suami yang diharapkan. Misalnya, sang istri kerap mengajaknya shalat berjamaah tetapi suaminya menolak. Entah kenapa, ia juga aneh. Padahal, setiap hari suaminya memang shalat dan mengaji.
 
Menurut penuturannya, suaminya kini makin menjadi. Sedikit saja ia membuat suaminya tidak berkenan, ia akan dilaporkan ke ibunya. Ya, sang suami dari awal memang pandai mengambil hati sang ibu (mertua). Bahkan cenderung dimanjakan seperti anak kandung. Sekali mengadu, sang istri pasti kena damprat ibunya. Ia hanya bisa sabar sampai kini.
 
Ia ingin sekali bercerai. Sudah tidak tahan katanya. Capek, lelah, dan entah harus bagaimana lagi menahannya. Ia masih serumah tapi serasa pisah. Ia sudah tak mau lagi tidur bersama. Tidur sekamar pun, ia memilih di bawah, sementara suaminya di atas kasur. Sampai sebegitu pun suaminya tak membujuk, apalagi mengalah. Yang bisa dilakukan sampai hari ini, ia pasrah, bahkan cenderung putus asa, serasa tidak ada harapan untuk bahagia. Dalam setiap sujudnya, ia yang tadinya berdo'a agar diberikan cinta dan bahagia, ia mulai kehabisan kesabaran. Setiap berdo'a selalu mohon 'dipisahkan'. Ia juga terus merutinkan sedekah.
 
Kisah ini saya cukupkan di sini saja, mudah-mudahan bisa dipahami. Saya ingin sedikit memberi ulasan. Bahwa hubungan yang tidak didasari cinta memang berat. Karena memaksa atau dipaksakan. Karena cinta itu ketulusan dan kepasrahan. Begitu juga dalam membiduk rumah tangga. Cinta bisa tumbuh jika hanya ada sikap saling percaya dan komunikasi yang jujur dan terbuka. Memang ada beberapa orang yang menikah tanpa cinta, tetapi setelah berproses cinta itu terus tumbuh meskipun perlahan.
 
Kisah ini bisa kita jadikan pelajaran, bahwa kita memang sedang butuh laki-laki yang ramah perempuan. Jika selama ini banyak laki-laki yang merasa selalu hebat dari perempuan, sudah saatnya kita (laki-laki) tidak ikut seperti demikian. Laki-laki yang punya pikiran dan kesadaran bahwa perempuan/istri juga makhluk ciptaan Allah. Keduanya sama-sama manusia mulia dan berharga. Perempuan dan laki-laki punya potensi yang sama untuk takwa. Tidak ada di dunia ini yang sempurna. Sesempurnanya Nabi Muhammad Saw pun, beliau begitu butuh kehadiran istrinya, Siti Khadijah. Nabi Muhammad Saw sering mengalami kegalauan, dan istrinya-lah yang menenangkan. Begitu juga sebaliknya. Keduanya saling melengkapi kekurangan, oleh masing-masing kelebihan.
 
Menjadilah suami yang pandai membahagiakan istri. Ingat akad nikah yang dulu pernah diikrarkan, harus selalu ditunaikan dalam sikap kesetiaan. Kesetiaan tak kenal lelah dan henti. Setia sepanjang masa. Menjadi suami yang punya selera humor, manakala istrinya tampak cemberut. Peka dengan kemauan istri saat ia diam membisu. Mampu menentramkan saat pikiran dan hatinya galau. Selalu saja ada cara untuk bisa membuat istrinya tersenyum. Inilah sebagian potret laki-laki yang ramah perempuan. Kalian tahu, balasan/respon apa yang akan diberikan perempuan/istri saat laki-laki/suami menuruti saran saya? Berusaha menjadi laki-laki/suami yang ramah perempuan/istri. Bener penasaran? Lakukan dulu saran saya. Balasan dan respon dari sang istri pasti akan lebih istimewa. Insya Allah.

0 Response to "Suami yang Ramah Perempuan "

Post a Comment