Memukul Istri

INSPIRASI SHALIHAH - Kita sering mendengar dan menyaksikan praktik pemukulan suami terhadap istrinya. Katanya, memukul itu bagian dari cara Islam untuk mendidik para istri, supaya patuh terhadap suaminya. Sungguh, saya sanksi dengan realitas seperti ini. Karena kenapa, karena Nabi Muhammad Saw sendiri tidak pernah melakukan kekerasan atau pemukulan kepada istrinya.
 
Aisyah dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dan Abu Dawud mengatakan: "Rasulullah Saw tidak pernah seka...lipun memukul seseorang dengan tangannya. Beliau tidak pernah memukul perempuan, juga pembantunya."
Memukul Istri
 
Saya rasa, perbedaan pandangan dan kemungkinan konflik itu pastilah ada dalam rumah tangga. Rumah tangga yang dijalankan Nabi pun demikian, ada potensi berbeda pandangan. Tetapi yang jelas, masalah dalam rumah tangga ada bukan untuk mengabsahkan praktik pemukulan.
 
Syaikh Muhammad Thohir ibn Asyur menjelaskan bahwa wewenang ini diberikan kepada suami untuk mewujudkan kebaikan kehidupan rumah tangga, tepatnya untuk mengembalikan perselisihan menuju perbaikan hubungan (lil ishlah bainahuma). Ketika pemukulan tidak lagi bisa efektif untuk memulihkan hubungan, wewenang itu bisa dicabut. Bahkan pemerintah bisa melarang tindakan pemukulan dan menghukum mereka yang tetap menggunakan pemukulan sebagai media pemulihan hubungan suami istri.
 
Praktik pemukulan hanya akan berdampak pada pemukulan-pemukulan yang lainnya. Jadi sesungguhnya Islam tidak menghendaki adanya pemukulan. Kita bisa memaknai hal itu dengan makna ketegasan, bukan kekerasan. Karena maknanya ketegasan, ada kalanya suami yang harus diberikan ketegasan, ada kalanya istri yang harus diberikan ketegasan.
 
Karena selama ini jika terjadi perbedaan pandangan dan perselisihan antara suami dan istri, pihak yang selalu salah dan disalahkan adalah istri. Alasannya karena suami berkuasa penuh akan istrinya. Padahal suami dan istri ketika keduanya telah menikah sama-sama mulia, kedudukannya sederajat, tidak ada yang satu mulia, sementara yang lain hina. Ada kalanya suami yang harus diingatkan, ada kalanya istri yang harus diingatkan.
 
Di sinilah juga penting bagaimana para suami dan istri bisa mengelola potensi marah. Marah itu biasa asalkan tepat pada waktunya. Asalkan juga tidak berlarut dan berujung pada pemukulan. Sebagaimana istri kepada suami, suami kepada istri juga harus memuliakan. Jadilah keduanya saling melengkapi dan memuliakan.
 
Ali bin Abi Thalib menuturkan: "Hanya orang-orang mulia yang memuliakan perempuan, dan hanya orang-orang hina yang menghinakan perempuan."

0 Response to "Memukul Istri"

Post a Comment