Hati-hati, Kata adalah Doa

Mari kita baca dan pahami salah satu status facebook salah seorang (istri/ibu) di bawah ini:
“Punya teman pernah berucap: "Nggak apa-apa aku menikah dipoligami, biar nggak usah ngurusin suami tiap hari.” Dan ternyata ucapannya terbukti, dia dipoligami dan dia baik-baik saja. Cita-cita yang aneh menurutku.”
Kata-kata yang kita ucapkan adalah doa. Jadi berhati-hatilah dalam berkata dan tentu saja bersikap. Saat ucapan kita penuh dengan keburukan, maka efeknya akan buruk, dan itulah yang akan menjadi kenyataan. Sebaliknya, jika ucapan kita baik, maka efeknya akan baik. Kita tinggal pilih. Tetapi yang jelas, sebaiknya sebelum berucap dan bersikap, bisa dipikir dengan matang, agar tidak menyesal.
Lagi-lagi poligami, status salah seorang teman di atas akhirnya menjadi bukti yang nyata. Punya kemauan untuk dipoligami, akhirnya Allah pun menuruti kemauannya. Ia mengucapkan poligami, makanya Allah menghadiahkan poligami. Kata Allah, dalam salah satu hadits qudsi, “Anaa ‘inda dhanni abdi”; Aku sebagaimana perasangka hamba-Ku. Tetapi apakah tahu, ucapan dan status di atas penuh masalah?
Saat poligami terjadi, pernah tidak berpikir, bahwa istri pertama, anak-anak, orang tua, mertua dan keluarganya tidak rela. Jadi jangan egois. Mau dipoligami alasannya karena biar nggak ngurusin suami tiap hari; ini jelas-jelas pernyataan penuh masalah. Sebab, niat pernikahannya bukan karena Allah, tetapi karena alasan yang aneh. Lagian, ngapain suami harus diurus? Bukankah suami itu orang dewasa, yang bisa mengurusi dirinya sendiri? Nabi Muhammad Saw adalah tipikal suami teladan sepanjang masa yang mandiri dan melayani keperluannya sendiri.
‘Mengurus suami’ adalah istilah dan aktivitas yang selama ini membudaya di masyarakat. Padahal dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, kalau kita mau ikut 4 imam mazhab, justru menjadi kewajiban suami, bukan istri. Istri, dalam masyarakat kita, menjadi orang layaknya pembantu. Mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri, sedangkan suami enak-enak santai, jarang bahkan tidak pernah ikut bantu meringankan.
‘Dia dipoligami dan dia baik-baik saja’; ini juga pernyataan yang bermasalah, sebab harus kita pertanyakan bagaimana yang disebut baik-baik saja? Baik menurut siaa, menurut dia pribadi, atau menurut semua anggota keluarga? Bisa dipastikan kalau tidak ada yang hatinya tersakiti? Atau karena terlanjur menahan gengsi? Hidup penuh masalah, tidak ada kehidupan yang setiap harinya berjalan baik, pasti ada masalah. Hidup berumah tangga dengan sepasang istri dan suami saja, masalahnya tidak pernah habis, apalagi rumah tangga dalam bingkai poligami.
‘Cita-cita yang aneh menurutku’; pembuat status ini saja menganehkan, karena memang aneh, masa punya cita-cita dipoligami? Memangnya sudah tidak ada laki-laki perjaka? Menikah dengan niat dan proses yang lebih arif dan bijaksana. Tidak ada pihak yang berpotensi tersakiti hatinya. Pernyataan aneh itu menimbulkan sejumlah keanehan lainnya. Maksudnya begini, pembuat status di atas (katakana) setuju dengan poligami, tapi malah menyebutnya sebuah perilaku yang aneh, bukannya ini justru pernyataan yang sangat aneh?
Takdir itu ka nada yang bisa diubah dan ada yang tidak. Kita diberikan keempatan oleh Allah untuk berdo’a, berdoa apa saja yang menurut kita baik. Saat ada orang lain yang berkata dan berdoa ingin dipoligami, apa salahnya Anda berdoa kepada Allah agar Allah berkenan mengabadikan cinta sejatinya bersama satu suami saja? Ingat, kata adalah doa. Yang penting saat berdoa, akhlak kita harus dijaga, jangan songong.
Saya menganggap poligami sebagai perilaku yang harus dihindari. Silakan dibaca 13 catatan saya yang lain tentang alasan kenapa harus menghindari poligami, agar pemahaman kita tidak setegah-setengah dan supaya tidak salah paham. Kata banyak orang, poligami itu syariat, kesimpulannya kalau tidak poligami berarti menentang syariat Allah, berarti menolak ayat suci Al-Qur’an. Nah, ini yang harus diluruskan. Pemahamannya bukan begitu. Pernah tidak membaca sejarah Islam, saat dulu Nabi Saw melarang Ali bin Abi Thalib ketika hendak memadu Siti Fatimah? Berarti Nabi Saw menentang syariat Allah dong, menentang sunahnya sendiri, Nabi sendiri kan poligami? Hayooo! Wallahu a’lam bis-Shawab.

1 Response to "Hati-hati, Kata adalah Doa"

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    ReplyDelete