I'tikaf

INSPIRASI SHALIHAH - Salah satu ibadah ringan tetapi kadang berat dilaksanakan saat ramadhan adalah i'tikaf. I'tikaf menurut Imam Syafi'i adalah berdiam diri di masjid dengan melaksanakan amalan-amalan tertentu dengan niat karena Allah.
 
Tuntunan ini berdasarkan pada hadits berikut; “Bahwa Nabi Saw melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beli...au wafat.” [HR. Muslim]
 
Padahal i'tikaf bukan hanya ibadah yang bernilai individual atau sekedar ibadah ritual belaka. Lebih dari itu, i'tikaf sebagaimana maknanya 'berdiam diri', sungguh memberikan makna untuk berdiam, menenangkan pikiran dan nurani. Menenangkan diri dari hingar-bingar dunia yang profan. Dengan begitu, i'tikaf berarti berkontemplasi dan mendekatkan diri kepada Allah bahwa apa yang kita lakukan di dunia, semoga diridhai-Nya. Apa yang kita lakukan di dunia, semata-mata untuk ibadah kepada-Nya.
 
I'tikaf juga membuat kita megingat kepada Allah. Karena i'tikaf tidak lain adalah berzikir, menyebut nama-Nya. Betapa kita sering lupa, bahwa Allah-lah yang selama ini telah memberikan segala kenikmatan kepada kita. Bahwa kita, tanpa kuasa-Nya bukanlah apa-apa. Kita, tanpa kekuatan dari-Nya, hanyalah makhluk yang lemah.
 
I'tikaf juga menuntun manusia untuk tidak banyak bicara jika kita tak dapat berkata baik. Maka diam adalah solusi yang tepat, daripada kita banyak bicara, sementara pembicaraan kita tak bermanfaat dan malah menyakiti hati orang lain.
 
Semakin sadar bahwa Allah Maha Sempurna, manusia akan semakin menunduk dan rendah hati. Sepandai apapun manusia, mustahil menandingi kepandaian-Nya. Sekaya apapun manusia, mustahil akan menandingi kekayaan-Nya. Manusia boleh pandai saja pandai, tetapi kepadaiannya itu hendaknya dimanfaatkan untuk menuntun orang lain yang masih tergelapkan. Manusia boleh saja kaya, tetapi kekayaannya ia bagi untuk sesama yang membutuhkan.
 
Demikian, mari kita manfaatkan hari-hari jelang terakhir ramadhan ini untuk menenangkan dan berdiam diri dari segala hingar-bingar dunia yang menyesatkan. Berdiam diri dari berbantah-bantahan, caci-maki, salah-menyalahkan, memfitnah, dan perilaku zalim lainnya. Sebab pada nyatanya, kita bersaudara, semua sikap zalim itu tak ada gunanya. Wallahua'lam bi al-Shawab.

0 Response to "I'tikaf"

Post a Comment