Makna Sosial Zakat Fitrah

INSPIRASI SHALIHAH - Sebelum ramadhan usai, umat Muslim akan melengkapi kewajiban puasanya dengan sekaligus membayar zakat fitrah. Zakat fitrah sendiri adalah zakat yang disebabkan datangnya Idul Fitri setelah Ramadhan. Zakat fitrah hukumnya wajib bagi semua umat Muslim perempuan maupun laki-laki, baligh atau belum, kaya atau tidak, dengan ketentuan bahwa ia masih hidup pada malam hari raya dan memiliki kelebihan dari kebutuhan pokoknya untuk sehari.
 
Di Indonesia, zakat fitrah biasa ditunaikan dengan menyerahkan beras (makanan pokok) sebanyak 2,5 kg, atau uang setara dengan harga beras tersebut. Kewajiban ini wajib ditunaikan oleh semua umat Muslim setiap tahun pada hari akhir ramadhan.
 
Kewajiban membayar zakat fitrah disandarkan pada hadits berikut: “Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas orang muslim baik budak dan orang biasa, laki-laki dan wanita, anak-anak dan orang dewasa, beliau memberitahukan membayar zakat fitrah sebelum berangkat (ke masjid) ‘Idul Fitri” (HR. Bukhari dan Muslim)
 
Agar zakat fitrah yang kita tunaikan tidak hanya sekedar lalu, perlu dikaji tentang sejauh mana makna sosialnya bagi kehidupan. Bagi orang kaya dan berkecukupan, mengeluarkan zakat fitrah sebagaimana ketentuan, bukanlah hal yang sulit, atau malah terlalu gampang. Oleh karena itu, tanpa pemaknaan yang mendalam, apalah arti mengeluarkan zakat sejumlah itu.
 
Baiklah, sejauh yang dapat kita amati langsung, bahwa kehidupan ini selalu berpasangan; ada suka dan duka, ada kaya dan miskin, ada tua dan muda, dan seterusnya. Pada hakikatnya, miskin atau kaya bukanlah soal banyaknya harta. Tetapi kita mesti sadar bahwa harta yang kita miliki, belum ada apa-apanya di mata Allah. Harta yang kita miliki hanya titipan sementara dari-Nya.
 
Ya, saat kita diamanati oleh Allah dengan berkecukupan harta, itu artinya ujian, sejauh mana kita mengingat kepada yang telah memberi harta. Karena itu, Allah menuntun kepada orang yang berkecukupan harta untuk berderma dan berbagi dengan sesama. Semakin lupa, maka semakin tergelapkan mata hati kita. Kita pun berfoya-foya, lupa kepada sang pemberi harta.
 
Dengan berzakat, kita sesungguhnya sedang bersyukur, bahwa Allah betapa menyayangi kita. Harta kita dibersihkan dengan zakat. Bersihnya harta kita adalah pertanda berkahnya harta. Kita sadar, ketika Allah saja selalu memberi kepada kita, makhluk-Nya, apa pantas sebagai makhluk tidak mengikuti jejak sang Pemilik harta itu sendiri?
 
Lebih dari itu, berzakat adalah berbagi kebahagiaan. Saat kita berbagi, berarti kita peduli, kepada sesama dan kepada diri sendiri. Sebab kebaikan berbagi akan memantul kepada dirinya. Dengan memberi harta kita bertmah dan berkah, bukan malah berkurang. Bahkan, harta kita abadi, sebagai harta yang kelak akan menolong kita saat kita butuh pertolongan. Keberkahan dari berzakat adalah nanti saat kita diuji oleh-Nya dengan kekurangan harta, dan di saat yang sama pertolongan Allah datang tanpa diduga. Wallahua'lam Bis-Shawab.

0 Response to "Makna Sosial Zakat Fitrah"

Post a Comment