Jahatnya Nikah Sirri

INSPIRASI SHALIHAH - Tadi pagi, sebelum berangkat beraktivitas, saya sempat menonton meskipun sebentar berkenaan dengan sebuah acara talk show bertajuk nikah sirri di salah satu televisi swasta nasional. Selain ada salah seorang psikolog, juga ada seorang ustadzah yang akan mengupas tuntas hal ini. Berikut juga salah satu korban nikah sirri yang berkali-kali mengungkapkan bahwa nikah sirri banyak madaratnya.

Nikah sirri itu nikah rahasia. Nikah kok dirahasikan. Bukankah menikah itu ibadah dan kebahagiaan, kenapa mesti dirahasiakan. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Umumkan pernikahan dan jadikanlah akad nikah di masjid, serta pukullah rebana”. (HR. Tirmidzi melalui Aisyah ra). Jadi menyiarkan tasyakur nikah itu malah sunah.

Ada banyak yang masih menganggap bahwa nikah sirri itu sah secara agama, tidak sah secara negara. Padahal mari coba kita renungkan dengan hati nurani. Bagi saya, dengan alasan apa pun nikah sirri tak dapat dibenarkan. Perlu untuk mengungkap kenapa nikah tersebut mesti dirahasiakan. Beberapa alasannya; sudah punya istri pertama, malu dengan masyarakat, banyak kesalahan yang telah diperbuat, supaya tidak ketahuan banyak orang dan cari aman.

Apa salahnya sih nikah tersebut dicatat di KUA, karena biayanya mahal, dipersulit oleh pegawai KUA, atau apa? Kita semua tahu, biaya menikah itu gratis, kalau menikahnya di kantor KUA. Sementara kalau ada biaya pun kini sistem pembayarannya via transfer. Semahal-mahalnya biaya nikah di KUA berapa sih. Hehe. Lalu kenapa nikahnya mesti dirahasikan? Aneh kan?

Karena menikah itu ibadah dan sunah, maka untuk memulainya harus dilandasi dengan kejujuran dan keterbukaan. Nikah tidak boleh dikotori dengan hal-hal buruk, apalagi kepura-puraan dan kebohongan. Sebab menikah bukan hanya sekadar akad ijab-kabul saja. Bukan hanya untuk sehari-dua hari saja, melainkan untuk sepanjang hayat. Karena setelah menikah keduanya akan membangun rumah tangga.

Lalu apa bedanya nikah sirri dengan mempermainkan sesuatu yang termasuk ibadah dan sunah? Apalagi nikah, bagi masyarakat Muslim di Tanah Air adalah sebuah ritual yang sakral. Sebuah momen istimewa sepanjang sejarah yang harus dipertimbangkan secara matang. Butuh berbagai kesiapan, terutama kesiapan fisik dan psikis.

Juga, pernikahan yang dilangsungkan secara terbuka merupakan wujud rasa syukur atas anugerah Allah Swt kepada mempelai. Karena bertemu dengan jodoh atau pasangan adalah anugerah, karena itu patut disyukuri, agar kelak rumah tangganya berkah dan kelak ketika memiliki anak, lahir dengan selamat dan shalih-shalihah. Kehadiran sanak keluarga, saudara, teman dan handai taulan adalah untuk turut mendoakan agar penikahannya semakin berkah.

Baca juga : Ketika Poligami Terlanjur Terjadi

Nabi Muhammad Saw, dalam kesempatan lain juga pernah menyuruh sahabatnya, Abdurrahman bin Auf, ketika dia baru berakad nikah, “Semoga Allah memberkatimu! Berpestalah walau dengan menyembelih seekor kambing!”. (HR. Bukhari-Muslim). Menikahlah dengan bahagia, jangan terpaksa, boleh mengadakan pesta tetapi tetap dengan sederhana.

Akhirnya, kita harus sudah lebih cerdas dan cermat lagi, agar kini dan nanti kasus serupa tidak terulang lagi. Sebab, lagi-lagi korbannya perempuan. Sudah menjadi korban, perempuanlah yang kemudian selalu disalahkan. Sampai akhirnya nikah sirri akan berbuntut kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian. Itulah sekilas jahatnya nikah sirri. Saya, ingin menegaskan kalau secara agama maupun negara nikah sirri itu tidak sah. Sebab menikah bukan permainan, tidak boleh main-main, menikah juga bukan aib, justru menikah itu kebahagiaan. Dan kita harus menebarkan kebahagiaan. Wallahu a'lam.

Posted by Ari Saeful Bahri

Tweet